Rabu 20 Jan 2021 16:54 WIB

Jumat, Vaksin Covid-19 Sampai ke Tasikmalaya

Setelah nakes, TNI-Polri, vaksinasi diberikan masyarakat umum yang sesuai kriteria

Rep: Bayu Adji P/ Red: Hiru Muhammad
Gubernur Jabar Ridwan Kamil melakukan pemantauan penerapan prokes di Alun-Alun Singaparna dan Pasar Singaparna Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (20/1). Kunjungannya ke Tasikmalaya dilakukan karena tingkat kepatuhan masyarakat di daerah itu merupakan yang paling rendah di Jabar.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Gubernur Jabar Ridwan Kamil melakukan pemantauan penerapan prokes di Alun-Alun Singaparna dan Pasar Singaparna Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (20/1). Kunjungannya ke Tasikmalaya dilakukan karena tingkat kepatuhan masyarakat di daerah itu merupakan yang paling rendah di Jabar.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA--Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) segera melakukan distribusi tahap dua vaksin Covid-19 ke kabupaten/kota. Daerah yang akan didistribusikan pada tahap dua adalah Kabupaten Tasikmalaya.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengakatan, vaksin diperkirakan akan sampai ke Kabupaten Tasikmalaya pada Jumat (22/1). Karenanya, daerah harus memepersiapkan manajemen vaksinasi jelang pelaksanaan.

"Vaksin akan datang ke Kabipaten Tasikmalaya hari Jumat. Tasikmalaya ini masuknya tahap dua, setelah tahap satu sudah di tujuh kabupaten/kota," kata dia di Tasikmalaya, Rabu (20/1).

Ia mengatakan, terdapat 153 ribu tenaga kesehatan (nakes) di 27 kabupaten/kota di Jabar yang akan mendapat vaksinasi pertama. Ia menargetkan, dalam satu bulan ini seluruh nakes itu sudah selesai divaksinasi. 

Setelah vaksinasi pada nakes selesai dilakukan, selanjutnya adalah aparat TNI/Polri dan profesi yang rawan terhadap penularan Covid-19. Baru setelah itu, vaksinasi dilakukan kepada masyarakat umum yang sesuai kriteria."Distribusi sudah kita evaluasi. Sementara lancar dari gudang di Pemprov ke gudang di kabupaten/kota," kata dia.

Emil sapaan Ridwan Kamil mengatakan, pemerintah daerah yang melakukan vaksinasi pada tahap kedua ini harus mengambil pelajaran dari pelaksanaan vaksinasi tahap pertama. Salah satunya, ketidakhadiran nakes yang sudah diwajibkan datang. "Kami akan meminta pusat terkait data-datanya. Kalau ada yang tidak datang kami bisa lacak, bisa diingatkan. Jadi bisa dimanfaatkan sebaiknya vaksin yang harganya mahal ini," kata dia.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement