Rabu 20 Jan 2021 10:12 WIB

Berkendara dengan Jendela Dibuka Bisa Tekan Penyebaran Covid

Membuka seluruh jendela mobil bisa meningkatkan sirkulasi udara pada mobil.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Dwi Murdaningsih
Perempuan berkendara. Ilustrasi
Foto: Telegraph
Perempuan berkendara. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK--Sebagian besar masyarakat mungkin sudah sangat terbiasa untuk mengendarai mobil dengan mengoperasikan penyejuk udara dan menutup rapat seluruh jendela. Covid-19 rupanya memaksa pengendara untuk mengubah kebiasaan tersebut.

Dilansir dari Car and Driver pada Rabu (20/1), kondisi kaca yang tertutup dinilai berpotensi meningkatkan penyebaran virus karena minimnya sirkulasi di dalam kabin. Oleh karena itu, cara terbaik untuk meningkatkan sirkulasi udara adalah dengan membuka seluruh jendela mobil.

Baca Juga

Cara tersebut sendiri telah dibuktikan oleh peneilti dari University of Massachusetts Amherst dan Brown University. Para peneliti itu mengungkap, sirkulasi yang kurang baik dalam kabin dapat membuat virus menumpuk dalam microclimate dan tetap dapat hidup selama tiga jam.

Penelitian itu pun menyimpulkan bahwa cara paling aman dalam berkendara adalah dengan membuka seluruh jendela. Karena, cara ini menghasilkan rasio air changes per hour (ACH) yang paling baik.

Jika membuka seluruh jendela dirasa kurang nyaman, maka cara terbaik selanjutnya adalah dengan membuka dua jendela saja. Agar sirkulasi dapat berjalan dengan baik, disarankan jendela yang dibuka adalah jendela pada sisi penumpang depan dan sisi penumpang yang berada di belakang pengemudi.

Dengan seluruh cara ini, maka sirkulasi udara akan lebih baik dan membuat virus tak akan berlama-lama berada di dalam kabin mobil.

Sebelumnya, sejumlah pabrikan mobil pun sempat melakukan inovasi demi dapat berperan dalam menekan keberadaan virus di dalam kabin. Salah satu pabrikan yang melakukan pengemangan itu adalah Ford.

Dilansir dari Car and Driver pada Mei lalu, pengembangan itu dilakukan oleh Ford lewat fitur pemanas kabin. Pengembangan ini sendiri dilakukan dengan basis mobil Ford Police Interceptor Utility.

Fitur ini hadir lewat pemanfaatan sejumlah energi panas yang dihasilkan oleh mesin mobil. Pengembangan lewat mobil SUV yang dihadirkan khusus kepolisian di Amerika Serikat itu sendiri juga melibatkan software khusus yang akan mengatur jalanya proses pemanasan kabin.

Dengan berbekal fitur climate control dan panas yang dihasilkan oleh mesin, sistem ini akan membuat temperatur dalam kabin meningkat menjadi 56 derajat celcius selama 15 menit. Diharapkan, panas yang dihadirkan itu akan berperan signifikan dalam membunuh virus yang ada di dalam kabin.

Ford pun mengklaim, fitur ini dapat mengurangi konsentrasi virus hingga 99 persen. Pengembangan ini sendiri dilakukan oleh Ford dengan menggandeng para ilmuan dari Ohio State University (OSU).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement