Rabu 20 Jan 2021 09:01 WIB

RS di Kota Bogor Masih Kekurangan Ventilator

21 rumah sakit rujukan pasien Covid di Kota Bogor hanya tersedia 95 alat ventilator.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Bilal Ramadhan
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim (kedua dari kiri) melihat ventilator buatan warga Kota Bogor di RS PMI, Selasa (19/1).
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim (kedua dari kiri) melihat ventilator buatan warga Kota Bogor di RS PMI, Selasa (19/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Ketersediaan ventilator di Kota Bogor masih terbilang minim. Untuk itu, Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim mendorong produksi ventilator buatan warga Kota Bogor.

Dedie mengatakan dari 21 rumah sakit rujukan pasien Covid-19 di Kota Bogor, saat ini hanya tersedia 95 alat ventilator. Di mana, ventilator sendiri merupakan salah satu alat yang wajib dimiliki oleh setiap rumah sakit rujukan pasien Covid-19.

"Sekarang saja pasien aktif sudah diatas 1000 orang. Kebutuhan ventilator juga terus meningkat, tapi kan terkendala biaya karena mahal," ujar Dedie saat ditemui di RS Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bogor, Selasa (19/1).

Dedie menjelaskan, saat ini ventilator tersebut sudah melalui fase uji coba di RS PMI. Meski demikian, ventilator itu perlu melewati uji coba dan sertifikasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), sebelum bisa diproduksi secara massal.

"Dengan adanya alat buatan dalam negeri yang lebih murah dari buatan luar ini, saya harap bisa memberikan sumbangsih terhadap penanganan kesehatan," ujar Dedie.

Ditemui di lokasi yang sama, eksekutif direktur Mecata Foundation, Adhi Soembagijo, mengungkapkan pihaknya sudah melakukan uji coba terhadap ventlator tersebur selama delapan bulan. Dimana pada sebulan terakhir, uji coba ketahanan sudah selesai dilakukan.

"Jadi ketepatan dan ketahanan sudah selesai, sekarang kita tinggal menunggu sertifikasi dari Kemenkes," ujarnya.

Nantinya, untuk memproduksi ventilator agar bisa disebar ke seluruh Indonesia, Adhi mengatakan akan mengumpulkan dana melalaui penggalangan dana (crowd funding). Di mana, dia mengungkapkan, dalam sebulan pihaknya dapat memproduksi 180 unit ventilator ini.

"Kita akan produksi dari Kota Bogor, dimana sebulan bisa 180 unit diproduksi," pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement