Rabu 20 Jan 2021 07:42 WIB

Harga Minyak Dunia Naik Jelang Pelantikan Joe Biden

OPEC sangat optimis pasar minyak dunia akan pulih tahun ini.

Harga minyak dunia (ilustrasi).
Foto: REUTERS/Max Rossi
Harga minyak dunia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak naik seiring dengan pasar saham AS pada akhir perdagangan Selasa (19/1) atau Rabu (20/1) pagi WIB menjelang pelantikan Joe Biden sebagai presiden Amerika Serikat. Pasar minyak diliputi optimisme akan ada lebih banyak dana stimulus dari pemerintahan baru AS yang pada akhirnya akan mengangkat pertumbuhan ekonomi global.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret terangkat 1,15 dolar AS atau 2,1 persen, menjadi bertahan di 55,90 dolar AS per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Februari naik 62 sen atau 1,2 persen, menjadi ditutup di 52,98 dolar AS per barel. Kontrak berjangka WTI Februari bulan depan berakhir pada Rabu (20/1) waktu AS.

Baca Juga

Indeks-indeks utama Wall Street menguat setelah pendapatan positif dari bank-bank besar AS dan komentar dari calon Menteri Keuangan AS Janet Yellen menjelang pelantikan Joe Biden pada Rabu (20/1) waktu setempat.

Yellen mendesak anggota parlemen untuk 'bertindak besar' pada paket bantuan virus corona berikutnya. Yellen menambahkan bahwa manfaatnya lebih besar daripada biaya beban utang yang lebih tinggi.

"Para ekonom tidak selalu setuju, tetapi saya pikir ada konsensus sekarang: Tanpa tindakan lebih lanjut, kami mengambil risiko resesi yang lebih lama dan lebih menyakitkan sekarang - dan luka jangka panjang ekonomi nanti," kata Yellen pada sidang pengesahan yang diadakan secara virtual oleh Komite Keuangan Senat.

Dengan suku bunga terendah dalam sejarah, Yellen mendesak anggota parlemen untuk 'bertindak besar' dengan paket bantuan Covid-19.

“Saat kita mendekati awal era pemerintahan Biden di AS, pelaku pasar sekarang memiliki harapan mereka untuk dampak positif yang cepat pada pasar yang berasal dari paket stimulus yang dijanjikan (1,9 triliun dolar AS),” kata kepala pasar minyak Rystad Energy, Bjornar Tonhaugen.

 

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement