Selasa 19 Jan 2021 23:12 WIB

Tentara Guatemala Usir Pengungsi Honduras yang Ingin ke AS

Tentara menertibkan pengungsi dengan bersenjatakan tongkat.

Ribuan warga Honduras berjalan kaki untuk mencapai Amerika Serikat (AS) agar bisa melarikan diri dari kemiskinan.
Foto: EPA
Ribuan warga Honduras berjalan kaki untuk mencapai Amerika Serikat (AS) agar bisa melarikan diri dari kemiskinan.

REPUBLIKA.CO.ID, GUATEMALA -- Tentara Guatemala, Senin (18/1) mengusir ratusan pengungsi asal Honduras yang memenuhi jalanan utama. Lebih dari 6.500 imigran asal Honduras sejak minggu lalu telah memulai perjalanan bersama-sama, yang dikenal dengan istilah Viacrucis del Migrante (migrant caravan), menuju Amerika Serikat dan mereka akan melewati beberapa negara seperti Guatemala dan Meksiko.

Pemerintah Guatemala mengatakan jalanan di wilayah timur kembali dibuka untuk lalu lintas setelah tentara yang bersenjatakan tongkat dan tameng plastik menghalau perjalanan para pengungsi di Desa Vado Hondo, sekitar 56 kilometer dari titik perbatasan antara Honduras dan El Salvador.

Baca Juga

Ratusan pengungsi membawa tas ransel dan koper, yang banyak di antaranya anak-anak, berbaris untuk naik bus dengan pengawalan ketat tentara. Para pengungsi itu akan dipulangkan ke El Florida, titik perbatasan antara Honduras dan Guatemala. Demikian isi rekaman video yang beredar di media sosial.

Pemulangan itu merupakan langkah terbaru Pemerintah Guatemala untuk menghentikan perjalanan rombongan pengungsi. Otoritas setempat mengatakan sejak minggu lalu ada hampir 8.000 orang berjalan kaki dari Honduras menuju AS.

Dari jumlah itu, 2.000 di antaranya menginap di pinggir jalan setelah mereka bentrok dengan pasukan keamanan di Guatemala, Ahad (17/1).

"Beberapa pengungsi luka-luka karena mereka didorong tentara keluar dari jalanan," kata seorang warga Guatemala yang ikut rombongan pengungsi, Andres Gomez.

"Ini bukan perang. Ini rombongan caravan yang isinya perempuan dan anak-anak. Tentara tidak berhak memukuli siapapun," kata dia.

Sementara itu, juru bicara militer Guatemala, Ruben Tellez membela pasukannya dan mengatakan tentara melakukan aksi yang minimal dan terukur. "Hak mereka untuk berpindah tetap kami hormati selama mereka masuk sesuai dengan aturan imigrasi dan kesehatan," kata Tellez merujuk pada syarat wajib masuk Guatemala yang harus menunjukkan hasil tes negatif Covid-19 2x24 jam.

Setelah jalan dibuka, rombongan pengungsi kembali berjalan kaki menuju Vado Hondo untuk mencari rute lain. Sejauh ini belum jelas, apakah rombongan itu akan pulang atau melanjutkan perjalanan bersama-sama.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement