Selasa 19 Jan 2021 17:54 WIB

Sleman Tunggu PTKM Kelar Baru Putuskan Kepulangan Pengungsi

PTKM akan selesai pada 25 Januari.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
 Gunung Merapi mengeluarkan lahar saat terjadi letusan, seperti yang terlihat dari Sleman, Yogyakarta, Indonesia, 17 Januari 2021 (dikeluarkan 18 Januari 2021). Gunung Merapi adalah salah satu gunung berapi paling aktif di negara ini. Sedikitnya 300 orang tewas saat meletus pada 2010.
Foto: EPA-EFE/BOY TRIHARJANTO
Gunung Merapi mengeluarkan lahar saat terjadi letusan, seperti yang terlihat dari Sleman, Yogyakarta, Indonesia, 17 Januari 2021 (dikeluarkan 18 Januari 2021). Gunung Merapi adalah salah satu gunung berapi paling aktif di negara ini. Sedikitnya 300 orang tewas saat meletus pada 2010.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengizinkan pengungsi Gunung Merapi pulang. Hal ini didasari penurunan signifikan aktivitas vulkanik. Namun, Pemkab Sleman masih akan menunggu Pengetatan Terbatas Kegiatan Masyarakat (PTKM) selesai untuk memutuskan kepulangan pengungsi.

Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Joko Supriyanto mengatakan, ancaman sekarang memang beralih dari tenggara ke barat daya. Saat ini, ancaman bahaya sejauh masih lima kilometer dan jarak luncur awan panas paling jauh tercatat 19 Januari 2021 1,8 kilometer.

Baca Juga

Joko menuturkan, permukiman paling dekat seperti Boyong berjarak 6-7 kilometer dari puncak, sehingga masih kategori aman. Lalu, status siaga membuat permukiman maupun aktivitas penduduk berjarak tiga kilometer masih harus dikosongkan atau ditiadakan.

Meski begitu, ia menegaskan, sampai saat ini belum ada keputusan yang diambil terkait kepulangan pengungsi di barak pengungsian. Alasannya, kata Joko, masih berlangsungnya PTKM di Kabupaten Sleman yang sudah dimulai 11-25 Januari 2021 mendatang.

"Sekarang memulangkan tidak mungkin karena kita masih harus PTKM, kembali atau tidak masih kita kaji. Pemkab Sleman baru akan mengeluarkan (keputusan) setelah 25 Januari, akan ada surat dari bupati kembali atau tetap di pengungsian," kata Joko, Selasa (19/1).

Ia menekankan, siapapun memang tidak bisa memastikan keadaan sekarang pasti aman. Karenanya, Joko merasa, yang terpenting saat ini barak-barak pengungsian disiagakan agat suatu saat dibutuhkan bisa langsung digunakan untuk masyarakat mengungsi.

Menurut Joko, perlu pula dilakukan antisipasi adanya peralihan ancaman bahaya aktivitas seperti guguran awan panas yang beberapa waktu terakhir kerap terjadi. Seperti di wilayah-wilayah Turgo, Tunggul Arum, Wonokerto, Girikerto dan Hargobinangun.

Namun, ia menjelaskan, saat ini barak-barak pengungsian untuk masyarakat sudah pula disiagakan di wilayah-wilayah tersebut. Bahkan, sebagian sudah dibuatkan sekat-sekat untuk prokes dan ketika dipakai hanya akan memuat setengah dari kapasitasnya.

"Terkait masyarakat yang melihat lava pijar aman-aman saja karena jarak luncuran awan panas sejauh ini maksimal 1.800 meter, tapi mengingat ada PTKM ini yang kita jaga jangan sampai ada kerumunan," ujar Joko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement