Selasa 19 Jan 2021 16:23 WIB

Yogyakarta Kaji Penambahan Shelter Penanganan Covid-19

Yogyakarta baru memiliki satu shelter pasien Covid-19 yaitu shelter Tegalrejo.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yudha Manggala P Putra
Pekerja menyiapkan fasilitas untuk isolasi warga yang terpapar COVID-19 di Rumah Sakit Veteran Patmasuri, Bantul, Yogyakarta, Rabu (13/1/2021). Pemkab Bantul membenahi rumah sakit yang beberapa tahun tidak beroperasi itu untuk menambah kapasitas lokasi isolasi warga yang terpapar COVID-19.
Foto: ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Pekerja menyiapkan fasilitas untuk isolasi warga yang terpapar COVID-19 di Rumah Sakit Veteran Patmasuri, Bantul, Yogyakarta, Rabu (13/1/2021). Pemkab Bantul membenahi rumah sakit yang beberapa tahun tidak beroperasi itu untuk menambah kapasitas lokasi isolasi warga yang terpapar COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta tengah mengkaji penambahan shelter penanganan Covid-19. Direncanakan, rumah dinas pemerintah yang tidak terpakai akan dijadikan shelter.

"Sedang kita kaji penambahan shelter, yang sedang kita siapkan adalah semua rumah dinas camat yang tidak digunakan," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, Selasa (19/1).

Untuk saat ini, pihaknya masih mengumpulkan data tempat yang dapat dijadikan shelter. Heroe juga meminta balai RT dan RW, balai desa hingga masjid juga dapat dijadikan sebagai tempat naungan penanganan Covid-19.

"Seperti di masjid yang ada di Kotagede yang bisa menampung hingga 10 orang," ujar Heroe yang juga Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta.

Jika nantinya didapatkan data berapa shelter yang dapat menampung pasien Covid-19, maka pihaknya segera mengoperasikannya. Sehingga, akan dikirimkan logistik seperti suplai makanan dan obat-obatan untuk pasien Covid-19.

"Setelah kami dapat laporan seluruh data shelter, akan kami kirimkan obat-obatan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta dan suplai makanan dari Dinas Sosial (Dinsos) serta petugas pengawasannya dari Satpol PP Kota Yogyakarta," jelasnya.

Saat ini, Pemkot Yogyakarta hanya mempunyai satu naungan khusus penanganan pasien Covid-19 tanpa gejala (OTG) hingga bergejala ringan yaitu shelter Tegalrejo. Shelter ini menampung 84 orang dengan 42 kamar.

Sementara, penambahan kasus baru positif Covid-19 per harinya masih tinggi. Secara keseluruhan di DIY, penambahan kasus baru mencapai 200 bahkan 300 per harinya.

"Satu unit itu ada dua kamar, kami tidak merekomendasikan satu unit diisi dua orang yang tidak satu keluarga. Yang kami rekomendasikan adalah satu unit diisi dua orang untuk satu keluarga," katanya.

Sebelumnya, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta pemerintah kabupaten/kota menambah kapasitas tempat tidur (bed) isolasi di rumah sakit rujukan penanganan Covid-19. Hal ini mengingat kasus terkonfirmasi positif di DIY masih naik signifikan.

Namun, Sultan menyebut, penambahan bed isolasi penanganan Covid-19 ini diprioritaskan untuk pasien dengan gejala. Khususnya bergejala sedang hingga berat.

"Penambahan tempat tidur rumah sakit ini diprioritaskan untuk pasien dengan kriteria sedang-berat dan berat," jelasnya.

Sementara, untuk pasien Covid-19 yang tidak bergejala atau dengan gejala ringan dapat ditempatkan di shelter. Sehingga, dapat mengurangi terisinya kapasitas rumah sakit rujukan penanganan Covid-19.

"OTG (orang tanpa gejala) tidak perlu di rumah sakit, diisolasi (di shelter). Makanya sekarang saya minta hal seperti itu dilakukan oleh kabupaten/kota. OTG jangan memenuhi bed di rumah sakit. Harapannya, dapat mengurangi penuhnya tempat tidur (bed isolasi) di rumah sakit (rujukan penanganan Covid-19)," katanya.

Untuk itu, ia juga meminta pemerintah kabupaten/kota untuk menggerakkan dan memaksimalkan shelter untuk pasien Covid-19 tidak bergejala dan bergejala ringan. Dengan begitu, rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 hanya diisi oleh pasien Covid-19 dengan gejala sedang hingga berat.

"Kabupaten/kota juga diharapkan mampu memaksimalkan tempat untuk isolasi mandiri dengan mengupayakan melalui anggaran darurat yang dimiliki," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement