Selasa 19 Jan 2021 14:39 WIB

Nasib Masa Depan Aisyah Mulai Terang

Pemberitaan media membuat kakak kandung Aisyah mencari adiknya.

Rep: Eva Rianti/ Red: Indira Rezkisari
Aisyah Allisa (10 tahun), anak yang menjadi sebatang kara setelah ibunya meninggal dunia akibat Covid-19, saat ditemui di Rumah Lawan Covid-19.
Foto: Eva Rianti/Republika
Aisyah Allisa (10 tahun), anak yang menjadi sebatang kara setelah ibunya meninggal dunia akibat Covid-19, saat ditemui di Rumah Lawan Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Nasib Aisyah Allisa (10 tahun), anak yang hidup sebatang kara setelah ibunya meninggal dunia karena Covid-19, kini mulai muncul titik terang. Dalam hitungan hari, sudah banyak orang yang ingin mengadopsi anak kelahiran Depok tersebut. Tak hanya itu, pemberitaan tentang Aisyah sampai ke sejumlah anggota keluarganya.

Ketua RT 01 RW 18 Kelurahan Benda Baru, Pamulang, Tangsel, Agung Nugroho, mengungkapkan, kemarin (18/1) malam, rumahnya yang berada tepat di samping kontrakan Aisyah didatangi oleh seorang perempuan berusia 20 tahun, Alma Almira. Alma mengaku sebagai kakak kandung dari Aisyah. Sontak, Agung melakukan pengecekan dan pemeriksaan terhadapnya.

Baca Juga

Alma, kata Agung, memperlihatkan berkas berupa kartu keluarga (KK) yang di dalamnya tertera nama Rina Danukusumah (46 tahun) yang tidak lain adalah ibu dari Aisyah. Dengan melihat bukti tersebut, Agung bersama sejumlah orang menjadi yakin Alma merupakan keluarga Aisyah.

“Semalam saya mengundang Pak Sekel (sekretaris kelurahan) dan RW, setelah diklarifikasi memang kayaknya 100 persen kakak kandung,” ujar Agung kepada Republika, Selasa (19/1).

Agung mengungkapkan, sebelum Alma mendatangi rumahnya, dia telah mengunjungi TPU Jombang yang merupakan tempat pemakaman Rina. Lalu, dia mencari alamat Rina dan langsung meluncur ke alamat yang diperolehnya, yakni di Jalan Bhayangkara, Kelurahan Benda Baru, Kecamatan Pamulang, Tangsel.

“Kata dia (Alma), ibunya meninggalkan dia saat usia 5 tahun. Jadi dia cari-cari ke mana-mana, memang si Alma aktif cari. Kebetulan dia lihat ada berita tentang Aisyah di media,” tutur dia.

Dengan kehadiran Alma, setidaknya telah menjawab tentang kekhawatiran nasib hidup Aisyah ke depan. Agung, yang diketahui sebagai penanggung jawab dari Aisyah yang saat ini diisolasi di Rumah Lawan Covid-19 (RLC) mengungkapkan bahwa perlu dilakukan perundingan terlebih dahulu dalam memilih pihak mana yang akan merawat Aisyah nantinya.

“Saya berpesan sama Alma, saya suruh dia rapat keluarga secepatnya. Keputusannya bagaimana,” ujar Agung.

Sementara itu, alternatif yang lain adalah soal adopsi. Menurut data yang dimilikinya, Agung telah mencatat sebanyak 11 orang yang berkeinginan untuk mengadopsi Aisyah. Saat ini dia mengaku tengah merancang sistem adopsi terhadap Aisyah, sembari menunggu keputusan dari keluarga Alma.

“Saya baru menyusun sistem seleksi adopsi. Ini tetap saya susun. Setelah adanya Alma datang ini ya saya suruh keluarganya memberi keputusan, saya minta cepat. Kalau tidak ada keputusan Aisyah (jadi) sendiri,” jelasnya.

Sementara itu, dihubungi secara terpisah, Aisyah yang saat ini berada di Rumah Lawan Covid (RLC) setelah dinyatakan terpapar Covid-19 mengungkapkan memang memiliki kakak kandung bernama Alma. Bahkan dia mengaku sudah mengenal Alma sejak kecil karena pernah hidup bersama. Sehingga, setelah sembuh dari Covid-19 nantinya dia ingin tinggal lagi bersama kakak kandungnya tersebut.

“Pengennya sih (setelah sembuh tinggal) sama kakak. Kakak kandung. Iya (namanya Alma). Sudah (pernah ketemu). Sudah lama sih waktu aku masih kecil. Waktu umur 2 tahunan kali. Iya (pernah tinggal sama Kak Alma sejak kecil),” tutur Aisyah kepada Republika.

Aisyah mengungkapkan, dia memang tinggal hanya berdua bersama dengan ibunya di Tangsel. Sementara ayahnya sudah meninggal dunia. Dia juga menyampaikan bahwa kakaknya, Alma, selama ini tinggal di Kedoya, Jakarta Barat, bersama dengan keluarganya atau keluarga tiri Aisyah.

Selain memiliki kakak, dia mengaku juga memiliki saudara di Bangka Belitung. “Tidak ada (keluarga di Tangsel). Paling adanya di Jakarta sama di Bangka Belitung. Eyang tiri (yang di Kedoya, Jakarta Barat)."

Aisyah mengatakan saat ini dia dalam kondisi baik-baik saja. Siswa kelas 4 SDN Serua 4 tersebut mengaku tidak mengalami keluhan sakit fisik. Secara psikologis, dia juga mengatakan dalam kondisi baik. Diketahui, dia mendapati pendampingan psikologis dua kali dalam sepekan, yakni hari Senin dan Kamis.

Aktivitas yang dilakukan di RLC notabene berupa kegiatan olahraga, mulai dari senam hingga bermain badminton. “Banyak aktivitas di sini. Jadi bisa happy lagi. Ada 12 teman (dalam satu ruangan) dan (ditemani juga) sama kakak-kakak. Ada dokter-dokternya juga,” tutur dia. Secara umum, dia mengaku kondisinya di RLC nyaman dan aman.

Rina meninggal Sabtu (16/1) di rumahnya. Ketika itu Aisyah yang tinggal hanya berdua dengan ibunya, meminta pertolongan warga waktu maghrib. Ia menangis meminta tolong karena ibunya sudah tidak bergerak. Ketua RT setempat lalu membantu Aisyah mendapatkan tes usap, karena Rina meninggal dalam kondisi positif Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement