Selasa 19 Jan 2021 15:30 WIB

Contoh Ketawaduan Nabi Muhammad

Nabi Muhammad dikenal memiliki sikap tawadu.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
Contoh Ketawadhuan Nabi Muhammad. Foto: Rasulullah SAW (ilustrasi)
Foto: republika
Contoh Ketawadhuan Nabi Muhammad. Foto: Rasulullah SAW (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Nabi Muhammadmerupakan teladan terbaik bagi umat manusia sepanjat hayat. Di antara teladan Rasulullah yang nampak dalam kehidupan sehari-hari adalah kerendahan hati (tawadu) adalah ikon akhlak mulia Nabi dalam kehidupan hari-harinya.

Abu Talhah dalam kitabnya 'Kaifa Tastafidu min al Haramain asy-Syarifain Ayyuha az-Zair wa-al-Muqim Ahwal an Nabi fi Al-Hajj' mengatakan,  Allah mengangkat derajat hambannya, yang dalam kehidupannya selalu tawadhu.

Baca Juga

"Abu Hurairah meriwayatkan seseorang tidak bersikap tawadhu kecuali Allah pasti mengangkat derajatnya." ( HR Muslim).

Demikian pula Allah telah memerintahkan kepada nabi dalam surah Asy-Syura 215 untuk tawadhu kepada sesama muslim.

"Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikuti, yaitu orang-orang yang beriman."

Maka Nabi pun melaksanakan perintah Allah tersebut hingga mencapai tingkat kerendahan hati yang tidak dapat disamai oleh siapapun. Rasulullah melayani dirinya sendiri melayani keluarga dan di rumahnya beliau menambal sandalnya, menjahit bajunya, memerah susu kambing, membawa barang kebutuhannya, mengucapkan salam dan mengajak bermain kepada anak-anak kecil.

Baca juga : Lokasi yang Disebut Rasulullah SAW Padang Mahsyar di Dunia

"Tak seorangpun yang mengundangnya baik berkulit merah ataupun hitam kecuali dia pasti mendatanginya," katanya.

Rasulullah SAA bersabda.

"Aku makan sebagaimana hamba sahaya makan, aku duduk sebagaimana hamba sahaya makan duduk."

Suatu ketika seorang budak perempuan mendatangi Nabi. Orang itu mengajaknya pergi ke suatu tempat yang dia inginkan untuk memenuhi urusannya. Dia mau saja mengikuti perempuan itu dan membantunya hingga urusannya selesai. (HR. Bukhari)

Ini semua disertai larangan keras rasul kepada umatnya agar jangan sampai berlebih-lebihan menghormatinya melebihi kedudukan yang telah Allah pilihkan kepadanya. Rasulullah bersabda.

"Janganlah kalian menyanjungku sebagaimana orang-orang Kristen menyanjung Isya bin Maryam. Aku hanyalah seorang hamba tuhan. Maka sebut saja aku hamba dan utusan Allahm." (HR Bukhari)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement