Selasa 19 Jan 2021 12:35 WIB

AS Desak China Izinkan WHO Wawancara Garda Depan Wuhan

Mantan pasien hingga pekerja laboratorium bisa menjadi sumber seputar Covid di Wuhan.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
 Seorang pekerja dengan penutup pelindung mengarahkan anggota tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada saat kedatangan mereka di bandara di Wuhan di provinsi Hubei China tengah pada Kamis, 14 Januari 2021. Sebuah tim peneliti global tiba Kamis di kota China di mana pandemi virus korona pertama kali terdeteksi untuk melakukan penyelidikan yang sensitif secara politik tentang asal-usulnya di tengah ketidakpastian tentang apakah Beijing mungkin mencoba mencegah penemuan yang memalukan.
Foto: AP/Ng Han Guan
Seorang pekerja dengan penutup pelindung mengarahkan anggota tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada saat kedatangan mereka di bandara di Wuhan di provinsi Hubei China tengah pada Kamis, 14 Januari 2021. Sebuah tim peneliti global tiba Kamis di kota China di mana pandemi virus korona pertama kali terdeteksi untuk melakukan penyelidikan yang sensitif secara politik tentang asal-usulnya di tengah ketidakpastian tentang apakah Beijing mungkin mencoba mencegah penemuan yang memalukan.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) mendesak China mengizinkan tim ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mewawancarai garda terdepan terkait penanganan virus corona tipe baru atau Covid-19 di Wuhan, Senin (18/1) waktu setempat. AS meminta perawat, mantan pasien, dan pekerja laboratorium di Wuhan diwawancarai seputar virus corona.

Tim ahli WHO tiba di Wuhan pada 14 Januari 2021. Mereka mengadakan konferensi secara virtual dengan rekan-rekan China selama karantina dua pekan sebelum mulai bekerja di lapangan.

Baca Juga

AS terus menyerukan penyelidikan yang dipimpin WHO itu tetap transparan. Paman Sam juga mengkritik ketentuan kunjungan saat para ahli China telah melakukan penelitian tahap pertama lebih dulu.

Garrett Grigsby dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, yang mengepalai delegasi AS, mengatakan, China harus membagikan semua studi ilmiah tentang sampel hewan, manusia, dan lingkungan yang diambil dari pasar Huanan di Wuhan. Tempat tersebut merupakan lokasi kasus pertama terkait dengan SARS-CoV- 2 muncul pada akhir 2019.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement