Selasa 19 Jan 2021 00:49 WIB

PBSI Syukuri Hasil di Turnamen Thailand Open

Indonesia mendapatkan satu emas, satu perak, dan dua perunggu di Thailand Open.

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
Ketua Umum Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) Agung Firman Sampurna.
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Ketua Umum Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) Agung Firman Sampurna.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) periode 2020-2024, Agung Firman Sampurna, mensyukuri hasil yang didapat tim Indonesia di ajang Thailand Open 2021. Berlangsung di Impact Arena selama 12-17 Januari, skuad Indonesia berhasil meraih gelar juara pada sektor ganda putri lewat Greysia Polii/Apriyani Rahayu.

Sayang di ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti gagal di partai final. Indonesia juga menempatkan dua wakil di semifinal, yakni tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting dan ganda putra Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin.

"Indonesia mendapatkan satu emas, satu perak, dan dua perunggu di Thailand Open 2021. Ini sesuatu yang membanggakan. Hasil ini nanti akan saya laporkan kepada Presiden pada hari Rabu (20/10 besok saat saya bertemu dengan beliau," ujar Agung, Senin (18/1).

Menurut Agung, ini hasil yang baik karena turnamen pertama di tahun pertama 2021 dilakukan dengan persiapan yang minim. "Perlu saya sampai pada Desember 2020, kami mengambil kebijakan untuk mengembalikan dana hibah dari kemenpora sebesar Rp 2,5 miliar. Padahal tidak ada kewajiban ini demi kepercayaan."

PBSI, lanjut Agung, juga hampir batal mengirimkan pemain karena hanya beberapa hari jelang berangkat Kevin Sanjaya Sukamuljo yang jadi andalan di ganda putra positif Covid-19.  "Di waktu bersamaan di Thailand juga tengah mengalami gelombang kedua pandemi Covid-19. Tetapi dengan bismillah kami putuskan untuk berangkat," jelasnya.

Kemudian, kata Agung, saat pemain sudah di Thailand, tim juga diterpa isu suap atau pengaturan skor terhadap beberapa pemain Indonesia non-Pelatnas. "Itu kejadian 2015-2016 dan diinvestigasi 2017. Tidak ada hujan tidak ada apa baru diumumkan di 2020, sekan-akan itu kejadian di zaman kami. Kenapa tidak di tahun 2018 atau 2019. Tetapi tidak apa kami tetap jalan."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement