Senin 18 Jan 2021 23:50 WIB

BPBD: Delapan Kecamatan di Bandarlampung Rawan Banjir

BPDB menyebut terdapat belasan titik banjir dari delapan kecamatan di Bandar Lampung.

Warga melintasi banjir di Kelurahan Kalibalau Kencana, Kedamaian, Bandar Lampung, Lampung, Rabu (5/8/2020).
Foto: Antara/Ardiansyah
Warga melintasi banjir di Kelurahan Kalibalau Kencana, Kedamaian, Bandar Lampung, Lampung, Rabu (5/8/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandarlampung mengungkapkan bahwa terdapat delapan kecamatan di kota ini yang rawan akan banjir saat hujan datang dengan intensitas tinggi.

"Dari delapan kecamatan seperti Telukbetung Selatan, Telukbetung Timur, Kedamaian, Rajabasa, Sukarame, Sukabumi, Panjang dan Bumiwaras terdapat belasan titik banjir," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik, BPBD Bandar Lampung, Sutarno, di Bandarlampung, Senin.

Dia mengatakan bahwa penentuan zona rawan banjir tersebut didasarkan oleh data bencana alam yang sering terjadi dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir.

Menurutnya, selain intensitas hujan yang tinggi, penyebab lain yang membuat terjadi banjir di Bandarlampung yakni akibat perilaku membuang sampah sembarangan masyarakat di gorong-gorong sehingga terjadinya penyumbatan air dan semakin menyempitnya drainase.

"Kalau untuk antisipasi kita selalu bekerjasama dan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Pekerjaan Umum untuk membersihkan gorong serta memperdalam drainase dengan mengeruk pasirnya," kata dia.

Kemudian juga, BPBD selalu melakukan patroli jika curah hujan dengan intensitas tinggi terjadi lebih dari 30 menit guna memeriksa kondisi daerah-daerah yang rawan banjir tersebut.Dia juga menyebutkan bahwa di kota ini pun terdapat lima daerah rawan longsor yakniKecamatan Panjang, Kedaton, Tanjungkarang Pusat, Langkapura dan Telukbetung Barat.

Terkait kesiapan guna mengantisipasi bencana di kota setempat, ia mengatakan bahwa BPBD menyiapkan 70 personel yang selalu bersiaga 24 jam dan 72 personel yang disiagakan apabila diperlukan.

"Kami juga selalu berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Lampung bila ada kemungkinan terjadinya gempa bumi dan tsunami," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement