Senin 18 Jan 2021 21:04 WIB

Istana Bantah Iring-iringan Jokowi Terjebak Banjir di Kalsel

Rombongan RI-1 memang melewati genangan namun tidak sampai terhambat.

Rep: Sapto Andika Candra, Dessy Suciati Saputri/ Red: Andri Saubani
Presiden Joko Widodo yang berada di dalam mobil kepresidenan melintasi banjir di Desa Pekauman Ulu, Kabupaten banjar, Kalimantan Selatan, Senin (18/1/2021). Kunjungan kerja tersebut dalam rangka melihat langsung dampak banjir dan meninjau posko pengungsian korban banjir di Provinsi Kalimantan Selatan.
Foto: Antara/Bayu Pratama S
Presiden Joko Widodo yang berada di dalam mobil kepresidenan melintasi banjir di Desa Pekauman Ulu, Kabupaten banjar, Kalimantan Selatan, Senin (18/1/2021). Kunjungan kerja tersebut dalam rangka melihat langsung dampak banjir dan meninjau posko pengungsian korban banjir di Provinsi Kalimantan Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Istana kepresidenan mengklarifikasi beredarnya foto yang menunjukkan mobil iring-iringan Presiden Joko Widodo (Jokowi) berjalan melewati genangan air yang cukup tinggi. Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin membantah kalau mobil presiden terjebak banjir.

Ia membenarkan bahwa rombongan RI-1 memang melewati genangan banjir. Namun, tidak terendam sampai menghambat perjalanan. Bey menekankan bahwa kondisi medan sudah diantisipasi oleh pihak istana. Sehingga, rintangan yang ada tidak menjadi masalah.

Baca Juga

"Memang genangan air setinggi itu dan kami tahu ada genangan seperti itu. Jadi tidak masalah dan semua terkendali. Kebetulan mobil yang digunakan tinggi-tinggi, commuter (minibus) aja bisa lewat," kata Bey saat dikonfirmasi, Senin (18/1).

Bey menambahkan, kondisi jalan yang terendam banjir sama sekali tidak menghalangi rencana perjalanan presiden dalam berkunjung ke lokasi banjir. Kejadian yang terlihat di foto, ujar Bey, terjadi saat presiden menuju Sungai Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Seperti diketahui, Antara Foto mengabadikan momen iring-iringan presiden melalui jalanan di Kalsel yang terendam air cukup tinggi. Terlihat, mobil presiden tetap melaju kendati dengan laju yang pelan, terlihat dari riak airnya.

Presiden hari ini meninjau lokasi terdampak banjir di Kalimantan Selatan. Jokowi menyampaikan rasa duka citanya terhadap korban meninggal dunia akibat bencana banjir di Kalsel.

"Saya ingin menyampaikan duka cita yang mendalam atas korban yang meninggal di musibah banjir di Kalimantan Selatan ini. Semoga keluarga yang ditinggalkan mendapatkan kesabaran dan keiklasan," kata Jokowi, Senin.

Jokowi mengatakan, bencana banjir besar yang terjadi di Kalsel diakibatkan karena curah hujan yang tinggi selama 10 hari berturut-turut. Akibatnya, Sungai Barito yang memiliki daya tampung hingga 230 juta meter kubik ini tak mampu menahan derasnya luapan air.

Banjir besar ini pun terjadi di 10 kabupaten kota di Kalimantan Selatan dan menyebabkan sekitar 20 ribu masyarakat mengungsi.

"Ini adalah sebuah banjir besar yang mungkin sudah lebih dari 50 tahun tidak terjadi di Provinsi Kalimantan Selatan. Curah hujan yang sangat tinggi hampir 10 hari berturut-turut sehingga daya tampung Sungai Barito yang biasanya menampung 230 juta meter kubik sekarang ini masuk air sebesar 2,1 miliar kubik air," jelasnya.

Dalam kunjungannya ini, Jokowi ingin memastikan infrastruktur vital yang terdampak agar segera ditangani. Seperti, putusnya salah satu jembatan akibat banjir.

Presiden pun meminta agar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono segera memperbaiki jembatan yang terputus dalam waktu empat hari. Sehingga mobilitas masyarakat dan distribusi barang kembali berjalan lancar.

Selain itu, Presiden juga ingin memastikan penanganan evakuasi terhadap warga serta penyaluran logistik bagi pengungsi berjalan baik.

"Karena hampir 20 ribu masyarakat berada di dalam pengungsian sehingga tiga hal tadi yang penting untuk kita lihat," tambahnya.

photo
Energi baru terbarukan - (Tim infografis Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement