Senin 18 Jan 2021 12:46 WIB

Industri Lindung Nilai China Belum Untungkan Pemain Global

Pada November lalu China memperluas akses ke lebih dari 400 lembaga keuangan asing.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Bank Sentral Cina. ilustrasi
Bank Sentral Cina. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Manajer aset global sedang berjuang untuk menemukan pijakan di industri hedge fund China yang bernilai 3,74 triliun yuan atau sekitar 578 miliar dolar AS. Perubahan kebijakan yang telah lama ditunggu-tunggu sudah dirancang bertujuan memberi investor asing lebih banyak jalan untuk berinvestasi.

Pada bulan November, China memperluas akses ke lebih dari 400 lembaga asing seperti UBS Group AG dan Citigroup Inc. yang memungkinkan mereka untuk berinvestasi melalui dana sekuritas swasta, dana lindung nilai versi lokal. Para pemain global berharap saluran penggalangan dana baru akan memberikan dorongan cepat bagi bisnis lokal mereka yang sedang kesulitan.

Baca Juga

"Cukup banyak yang mulai menambah jumlah pegawai segera setelah regulator mengisyaratkan pelonggaran pada 2019," kata Kepala layanan keuangan di perekrut Morgan McKinley, Eric Zhu dilansir Bloomberg, Ahad (17/1).

Namun kenyataannya belum memenuhi harapan, dan pemain lokal terus mendominasi. Meskipun ada pelonggaran kebijakan, sebagian besar produk lindung nilai yang ada tetap terlarang bagi investor institusi asing dan RQFII yang memenuhi syarat.

Perusahaan global telah memenangkan izin untuk memompa 227 miliar dolar AS ke pasar China sebelum kuota dibatalkan untuk mendorong lebih banyak arus masuk. Tetapi sebagian besar kapasitas itu masih belum dimanfaatkan oleh unit-unit raksasa lokal seperti Bridgewater Associates.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement