Senin 18 Jan 2021 00:50 WIB

Menlu Jerman: Harus Ada Relaksasi Bagi yang Sudah Divaksin

Pendapat menlu Jerman bertentangan dengan anggota kabinet lainnya.

Sebuah peti mati berlabel kata Corona ditumpuk dengan peti mati lainnya di aula peringatan krematorium di Meissen, Jerman, Senin (11/1). Di lokasi Krematorium ini biasanya terdapat 70 hingga 100 peti mati sepajang tahun 2020 namun sekarang meningkat hingga 300 jenazah utuk menunggu untuk dikremasi dan bahkan hampir setiap hari selalu ada yang dibawa ke krematorium. Lonjakan kematian akibat Covid-19 telah meningkatkan bisnis untuk krematorium.
Foto: AP / Markus Schreiber
Sebuah peti mati berlabel kata Corona ditumpuk dengan peti mati lainnya di aula peringatan krematorium di Meissen, Jerman, Senin (11/1). Di lokasi Krematorium ini biasanya terdapat 70 hingga 100 peti mati sepajang tahun 2020 namun sekarang meningkat hingga 300 jenazah utuk menunggu untuk dikremasi dan bahkan hampir setiap hari selalu ada yang dibawa ke krematorium. Lonjakan kematian akibat Covid-19 telah meningkatkan bisnis untuk krematorium.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas berpendapat, orang-orang yang telah divaksin Covid-19 harus mendapat izin untuk pergi ke restoran dan bioskop lebih awal daripada yang lain. Pernyataan itu bertentangan dengan anggota kabinet lain yang sejauh ini menentang adanya relaksasi bagi mereka yang telah divaksin.

Maas mengatakan, negara telah secara besar-besaran membatasi hak-hak dasar masyarakat untuk menahan infeksi demi menghindari beban rumah sakit.

Baca Juga

"Kalau yang boleh ke restoran dan bioskop hanya orang-orang yang sudah divaksin, mereka tak akan menulari satu sama lain," kata Maas kepada surat kabar Bild am Sonntag.

Yang jelas, menurut Maas, orang yang divaksin memiliki imunitas sehingga kalaupun jatuh sakit maka mereka tidak sampai membutuhkan ventilator. Dengan begitu, mereka yang sudah divaksin tidak mengambil hak orang lain yang butuh ventilator.

"Ini menghilangkan setidaknya satu alasan utama untuk tidak membatasi hak-hak mendasar warga," tuturnya.

Sekitar satu juta orang di Jerman telah disuntik vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer-BioNTech pada Jumat, menurut Institut Robert Koch untuk penyakit menular. Sekitar 83,2 juta orang tinggal di negara itu pada akhir tahun 2020, data dari kantor statistik menunjukkan.

Komentar Maas kontras dengan menteri Jerman lainnya, yang menentang hak-hak khusus tersebut. Mereka khawatir hal itu dapat menyebabkan ketidaksetaraan dalam masyarakat pada saat tidak semua orang memiliki kesempatan untuk disuntik vaksin Covid-19.

sumber : Antara, Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement