Ahad 17 Jan 2021 08:39 WIB

Berprestasi Saat Pandemi

Meski pandemi dan di tengah keterbatasan, pendidikan harus berjalan

Seorang guru dan murid-muridnya mengenakan masker saat uji coba proses belajar mengajar secara tatap muka di SMP Negeri 21 Kendari, Keluruhan Abeli Dalam, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (13/1/2021). Kegiatan yang digelar Dinas Pendidikan Kota Kendari tersebut sebagai uji coba Survey Karakter dan Survey Lingkungan Belajar di tiga sekolah saat pandemi COVID-19.
Foto: ANTARA/Jojon
Seorang guru dan murid-muridnya mengenakan masker saat uji coba proses belajar mengajar secara tatap muka di SMP Negeri 21 Kendari, Keluruhan Abeli Dalam, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (13/1/2021). Kegiatan yang digelar Dinas Pendidikan Kota Kendari tersebut sebagai uji coba Survey Karakter dan Survey Lingkungan Belajar di tiga sekolah saat pandemi COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Faozan Amar, Dosen FEB UHAMKA dan Direktur Eksekutif Al Wasath Insitute

 

Wabah pandemi Covid-19 yang telah melanda dunia sejak Desember 2019, dan telah menjadi “musuh bersama” umat manusia di dunia ini hingga sekarang. Dampak virus dari Wuhan China ini sungguh luar biasa dalam seluruh aspek kehidupan manusia. Penyebarannya begitu masif dan korbannya tanpa diskriminatif. Sehingga siapapun bisa kena dan wafat karena virus korona.

Di sisi lain, berprestasi meraih yang terbaik merupakan dambaan setiap orang dalam bidang apapun, utamanya pada hal yang positif. Karena itulah orang berbondong-bondong berjuang sekuat tenaga meraih hasil yang terbaik agar eksistensinya diakui dan dihargai. Sehingga akan dikenang, setidaknya oleh diri, keluarga dan juga lingkungan terdekatnya.

Pada masa pandemi  Covid-19 seperti sekarang ini, meraih prestasi terbaik bukanlah hal yang mudah. Sebab tantangan yang dihadapinya sangat jauh berbeda dibandingkan saat belum ada wabah virus korona. Hal ini karena aktifitas fisik interaksi dan sesama manusia serba dibatasi, sehingga menyebabkan proses untuk meraih prestasi tidak bisa berjalan dengan maksimal. 

Dalam bidang pendidikan, adanya wabah Covid-19 ini menyebabkan terjadinya perubahan sistem pembelajaran tatap muka  di kelas menjadi pembelajaran jarak jauh di rumah. Begitupun dengan mekanisme penerimaan peserta didik baru (PPDB), masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS), penilaian tengah dan akhir semester (PTS/PAS), pembagian raport sampai pada prosesi wisuda kelulusan, nyaris semuanya dilakukan secara online. 

Semuanya demi untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 yang sampai  sekarang belum ada tanda-tanda akan berakhir dan cenderung tidak terkendali. Pemerintah telah memulai proses vaksinisasi untuk menanggulangi wabah ini yang akan diberikan kepada seluruh rakyat secara gratis. Tapi prosesnya memakan waktu yang relatif lama. Sebab, masih harus didistribusikan di seluruh wilayah Indonesia dan vaksinisasi dilakukan secara bertahap dengan skala prioritas bagi tenaga kesehatan yang menjadi garda depan dalam penanggulangan wabah ini.

Namun demikian, Kementerian Pendidikan dan Kebudayan tetap berikhtiar untuk memberikan akses kemudahan dalam menunjang prestasi belajar anak didik, baik siswa maupun mahasiswa. Menurut Muhibbin Syah (2006) ada tiga faktor utama yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, yakni pertama faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar,  yang terdiri dari terdiri dari : 1) Faktor jasmaniah yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh; 2) Faktor psikologis yang meliputi tingkat inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan; dan 3) Faktor kelelahan. 

Kedua faktor eksternal, yaitu faktor dari luar individu, yang terdiri dari : 1) Faktor keluarga yaitu cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan; 2) Faktor dari lingkungan sekolah yaitu metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar belajar di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah; 3) Faktor masyarakat yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. 

Ketiga, faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran yang diberikan oleh guru. 

Untuk menunjang prestasi anak didik dalam proses belajar mengajar, pada tahun 2021 ini ada empat strategi utama yang akan dijalankan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sebagaimana dijelaskan Mendikbud Nadiem Makarim dalm Taklimat Media (Selasa 5/1). Strategi tersebut adalah ; pertama, pembangunan infrastruktur dan teknologi; kedua, penguatan kebijakan, prosedur, dan pendanaan; ketiga, penguatan kepemimpinan, masyarakat, dan kebudayaan; serta keempat, penguatan kurikulum, pedagogi, dan asesmen.

Di samping itu, pada masa pandemi Covid-19 ini, Kemendikbud juga telah melakukan sejumlah terobosan yang dilakukan secara cepat dan masif.  Intinya adalah bahwa “Pandemi bukan penghalang bagi kita untuk terus melakukan terobosan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,” terang Mendikbud. 

Beberapa terobosan yang telah dilakukan Kemendikbud antara lain untuk pertama kalinya memberikan bantuan Dana BOS Afirmasi dan BOS Kinerja untuk mengurangi dampak keterpurukan ekonomi sekolah negeri dan swasta. Fokusnya diprioritaskan untuk daerah yang paling membutuhkan dan yang paling terdampak wabah virus korona. Sehingga dampaknya akan benar-benar dirasakan oleh oleh sekolah. 

Kemendikbud juga menghadirkan kurikulum dan modul pembelajaran dalam kondisi khusus untuk meringankan kesulitan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Isi dari modul pembelajaran ini mencakup uraian pembelajaran berbasis aktivitas untuk guru, orang tua, dan siswa. Melalui modul ini diharapkan proses belajar siswa menjadi lebih mudah, guru dan orang tua dapat melakukan monitoring dan evaluasi dengan terukur. Sehingga hasilnya lebih maksimal.

Agar mahasiswa tetap bisa kuliah dengan baik di masa pandemi Covid-19, Kemendikbud juga memberikan dukungan secara maksimal. Pemimpin perguruan tinggi dapat memberikan keringanan uang kuliah tinggal (UKT) dan/atau memberlakuan UKT baru terhadap mahasiswa terdampak pandemi. Selain itu, mahasiswa tidak wajib membayar UKT jika sedang cuti kuliah atau tidak mengambil SKS sama sekali, misalnya sedang menunggu kelulusan.

Itulah antara lain beberapa ikhtiar yang telah dan akan terus menerus dilakukan Kemendikbud demi untuk menunjang prestasi anak didik saat pandemik. Tentu masih ada kekurangan yang masih perlu terus menerus disempurnakan. Namun, yang pasti bahwa kewajiban negara untuk menjalankan konstitusi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa harus terus menerus dilakukan. 

Karena itu, dukungan semua pihak dengan semangat gotong royong tetap terus diharapkan.  Sehingga anak didik kita, generasi muda calon pemimpin bangsa tetap bisa berprestasi saat pandemi. Semoga. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement