Sabtu 16 Jan 2021 20:47 WIB

Terdampak Banjir, Harga Cabai Rawit Meroket di Palangka Raya

Harga cabai rawit di Palangka Raya tembus Rp 110.000 per kilogram.

Harga cabai rawit di Palangka Raya tembus Rp 110.000 per kilogram (Foto: ilustrasi cabai rawit)
Foto: Edi Yusuf/Republika
Harga cabai rawit di Palangka Raya tembus Rp 110.000 per kilogram (Foto: ilustrasi cabai rawit)

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Harga cabai rawit di Kota Palangka Raya meroket imbas terjadinya bencana banjir sejak beberapa hari lalu. Saat ini, harga cabai rawit tembus Rp100-110 per kilogram.

"Informasinya karena pasokan dari Banjarmasin (Provinsi Kalsel) terganggu karena banjir," kata seorang pedagang sayur, Diana, di Palangka Raya, Sabtu (16/1).

Baca Juga

Dia menerangkan, pada masa normal harga cabai rawit di tingkat agen besar berkisar Rp50-60 ribu per kilo. Namun sejak Kamis lalu atau sejak kabar bencana banjir melanda Kalimantan Selatan harga cabai terus naik sampai beberapa kali.

"Pertama dari harga normal tiba-tiba ke Rp80-90 ribu dan per hari ini menjadi Rp100-110 ribu sekilo. Tentu jika langganan atau seperti daya yang dijual kembali dapat harga yang Rp100 ribu," katanya.

Akibat melonjaknya harga tersebut, dia mengaku langsung membeli cabai sampai lima kilogram. Hal itu untuk menghindari kembali melonjaknya harga cabai rawit.

"Saya takut nanti harga naik lagi. Maka saya cukup banyak membeli nanti kalau tambah mahal kasihan juga langganan saya yang mencari cabai di warung ini," kata Diana.

Selain cabai rawit, harga sejumlah sayuran juga mulai naik meski tidak signifikan. Beberapa sayuran, seperti kacang panjang, kentang dan wortel, kini dibanderol cukup mahal.

"Sementara untuk ayam hari ini saya masih dapat harga normal Rp33 ribu per kilogram. Informasinya hal ini karena stok ayam di Palangka Raya masih aman," katanya.

Sementara itu, Ketua DPRD Kota Palangka Raya, Sigit K Yunianto meminta pemerintah kota melalui Dinas Perdagangan, Koperasi, UKM dan Perindustrian segera mengatasi dan mengantisipasi lonjakan harga bahan pokok. Apalagi, lanjut dia, seperti diketahui sebagian bahan kebutuhan pokok yang beredar di Palangka Raya didatangkan dari Kalimantan Selatan atau setidaknya didatangkan melalui provinsi yang saat ini tengah mengalami musibah banjir itu.

"Setidaknya pemerintah harus segera menyusun strategi dan alternatif penyediaan kebutuhan pokok masyarakat. Apalagi kita juga belum tahu kapan bencana tersebut berakhir," katanya

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement