Sabtu 16 Jan 2021 12:53 WIB

Human Initiative Menerebos Rintangan Membantu Korban Gempa

Tim menggelar layanan kesehatan gratis, membangun sanitasi, dan Rumah Senyum. 

Human Initiative menerjunkan Tim rescue dari Makassar ke Majene, Sulawesi Barat melalui jalur darat membantu korban gempa Majene.
Foto: Istimewa
Human Initiative menerjunkan Tim rescue dari Makassar ke Majene, Sulawesi Barat melalui jalur darat membantu korban gempa Majene.

REPUBLIKA.CO.ID, MAJENE -- Human Initiative menerjunkan Tim rescue dari Makassar ke Majene, Sulawesi Barat melalui jalur darat. Tim ini akan membantu penanganan korban gempa M6,2 di Majene pada Jumat (15/1) dinihari pukul  pukul 1.28 WIB atau 2.28 WITA.

Tim rescue ini menempuh waktu lima jam menggunakan mobil 4WD, untuk sampai di Majene. Adapun jumlah tim yang terlibat sebanyak lima orang. Terdiri dari tiga orang tim evakuasi, satu tim medis, dan satu orang untuk assessment kebutuhan warga terdampak. 

Sebelum berangkat, Tim telah mempersiapkan perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan. Seperti alat pelindung diri, makanan, logistik, bahan bakar minyak (bbm), mesin genset, dan peralatan dapur air. 

Dalam perjalanan, kata koordinator rescue Human Initiative Sulawesi Selatan, Hamka, tim Human Initiative menghadapi hujan deras, banyak tanah longsor, dan batu-batu besar menghadang di jalan. "Namun, itu semua tidak menyurutkan langkah para relawan yang ingin segera membantu warga terdampak," katanya dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Sabtu (16/1).

Setelah kurang lebih lima jam perjalanan, Tim Human Initiative berhasil tiba di Desa Kayuwangin, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, pukul 19.30 WITA. Kemudian, Tim langsung bergegas melakukan koordinasi dan assessment awal kepada Pemerintah setempat dan warga terdampak.

Assessment atau kaji cepat kebutuhan warga menjadi begitu penting dalam menentukan bantuan yang akan diberikan. Ini bertujuan agar bantuannya bisa lebih bermanfaat dan tepat sasaran. 

Setelah kaji cepat dilakukan, diperoleh data kebutuhan warga saat ini yaitu penerangan (listrik), makanan siap santap, air bersih, obat-obatan, baby kits, water and sanitation and hygiene (WASH), shelter, rumah non permanen (Rumah Senyum), serta alat pelindung diri (APD).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement