Sabtu 16 Jan 2021 11:57 WIB

Empat Alasan Perlu Dibuka Vaksinasi Berbayar oleh Swasta

Perusahaan dibolehkan membeli vaksin secara komersial untuk para karyawan

Seorang dokter bersiap menyuntikan vaksin Covid-19 ke tenaga kesehatan di Jakarta, Jumat (15/1). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendapatkan jatah 120.040 dosis vaksin Covid-19 pada tahap awal yang akan diberikan kepada sekitar 60.000 tenaga kesehatan. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Seorang dokter bersiap menyuntikan vaksin Covid-19 ke tenaga kesehatan di Jakarta, Jumat (15/1). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendapatkan jatah 120.040 dosis vaksin Covid-19 pada tahap awal yang akan diberikan kepada sekitar 60.000 tenaga kesehatan. Republika/Putra M. Akbar

Oleh : Denny JA, Akademisi/Konsultan Politik/Kolomnis

REPUBLIKA.CO.ID --- Peristiwa itu nyata. WHO sudah memberi peringatan. Penularan virus corona di tahun 2021 lebih cepat dan lebih berbahaya. Mutasi Covid 19 baru dari Inggris dan Afrika Selatan mulai menyebar ke banyak negara (1).

Grafik  itu juga realita. Yang tertular Covid 19 di dunia setiap hari justru meningkat. Di Indonesia, grafik tertular setiap hari juga sama meningkat (2).

Data itu benar adanya. Rata rata setiap menit lebih dari satu orang mati di Amerika Serikat karena virus corona. (3).

Kini yang mati karena virus corona di dunia lebih dari 2 juta. Yang tertular mendekati angka 100 juta.

Era vaksin sudah tiba. Tapi perlu langkah out of the box!

Jika vaksinasi hanya mengandalkan birokrasi pemerintahan, untuk menciptakan kekebalan komunitas (herd immunity) memakan waktu lama.

Esai ini menyatakan 4 alasan mengapa perlu juga dibuka jalur swasta untuk vaksinasi berbayar.

-000-

ALASAN PERTAMA: Mempercepat Kekebalan Komunitas

Lazim diketahui. Covid 19 tak lagi dianggap penyakit berbahaya jika tercipta kekebalan komunitas. Itu situasi di mana sekitar 70 persen hingga 90 persen populasi sudah divaksin.

Dalam kondisi kekebalan komunitas, kehidupan normal kembali tercipta. Kita bebas kembali bergerak. Hubungan sosial secara fisik kembali seperti sebelumnya. 

Itu situasi yang dibutuhkan tak hanya untuk menumbuhkan ekonomi kembali. Tapi juga mengaktifkan kembali ruang publik.

Pertanyaanya: seberapa lama Indonesia membutuhkan waktu untuk menciptakan kekebalan komunitas itu?

Menkes menjawab, “kita perlu waktu sekitar 8 bulan hingga 15 bulan.” Sebanyak 182 juta populasi harus divaksin.

Tapi selama ini pula, korban covid 19 akan kembali berjatuhan. Semakin lama kekebalan komunitas tercipta, semakin banyak yang mati. Semakin banyak air mata tumpah melepas kepergian orang yang kita cintai.

 

BACA JUGA: Utang Luar Negeri Indonesia Membengkak Ribuan Triliun Rupiah? Ini Fakta-Fakta Terbarunya

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement