Jumat 15 Jan 2021 23:59 WIB

2021, OJK Perkirakan Kredit Perbankan Tumbuh 7,5 Persen

OJK yakin penghimpunan dana akan tumbuh hingga Rp 180 triliun di 2021

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (kiri) memberikan sambutan yang disaksikan secara virtual oleh Presiden Joko Widodo (kanan) saat pertemuan tahunan OJK di Jakarta, Jumat (15/1/2021). OJK sudah menyiapkan berbagai kebijakan stimulus lanjutan untuk tetap menjaga industri jasa keuangan dan meningkatkan kontribusinya dalam mendorong serta memulihkan perekonomian nasional yang termuat dalam Masterplan Sektor Jasa Keuangan Indonesia (MPSJKI) 2021 – 2025.
Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (kiri) memberikan sambutan yang disaksikan secara virtual oleh Presiden Joko Widodo (kanan) saat pertemuan tahunan OJK di Jakarta, Jumat (15/1/2021). OJK sudah menyiapkan berbagai kebijakan stimulus lanjutan untuk tetap menjaga industri jasa keuangan dan meningkatkan kontribusinya dalam mendorong serta memulihkan perekonomian nasional yang termuat dalam Masterplan Sektor Jasa Keuangan Indonesia (MPSJKI) 2021 – 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso memperkirakan kredit perbankan untuk tahun ini akan tumbuh sekitar 7,5 persen plus minus 1 persen (yoy) sesuai Rencana Bisnis Bank (RBB).

“Kami optimis kami bisa meningkatkan peran sektor jasa keuangan. Untuk di perbankan kami perkirakan kredit akan tumbuh 7,5 persen plus minus 1 persen,” katanya dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) di Jakarta, Jumat (15/1).

Wimboh juga memproyeksikan Dana Pihak Ketiga 2021 akan mampu tumbuh sekitar 11 persen plus minus 1 persen (yoy) melalui kebijakan strategis yang akan dilakukan dan didukung oleh sinergi antara pemerintah, Bank Indonesia dan pemangku kepentingan lainnya.

Sementara itu, ia menuturkan penghimpunan dana di pasar modal tahun 2021 diperkirakan akan meningkat kembali sebagaimana sebelum pandemi yakni di kisaran Rp 150 triliun sampai Rp 180 triliun.

“Ini didukung dengan maraknya penerbitan surat utang sebagai implikasi dari likuiditas global yang masih memadai dan berlanjutnya tren suku bunga rendah,” ujarnya.

Ia melanjutkan untuk piutang industri perusahaan pembiayaan diperkirakan menunjukkan pertumbuhan positif pada 2021 seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat yang kembali pulih di kisaran 4 persen plus minus 1 persen (yoy).

“Ini semua akan bisa mendukung pertumbuhan ekonomi kita ke depan,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement