REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Akselerasi rotasi Bumi diperkirakan akan membuat 2021 lebih pendek dari tahun sebelumnya. Kemudian, ada kemungkinan memicu pengurangan satu detik dari Waktu Universal Terkoordinasi (UTC).
Kabar itu disampaikan Institut Metrologi Fisika Teknis dan Teknik Radio Rusia yang mencakup otoritas sinyal waktu Rusia. Pada pergantian 2021 para ilmuwan mengatakan bahwa Bumi berputar semakin cepat hingga membuat standar hari lebih pendek dari 24 jam.
Menurut laporan, tahun 2020 berisi 28 hari terpendek dalam sejarah (sejak dimulainya pengamatan metrologi pada 1960). Tanggal 19 Juli tercatat 1,4 milidetik lebih pendek dari biasanya. Tren tersebut diperkirakan akan terus berlanjut di tahun mendatang.
"Memang, prakiraan awalnya adalah hari akan menjadi lebih pendek, tetapi hanya jika kecepatan saat ini dari percepatan rotasi bumi dipertahankan," kata juru bicara institut Rusia tersebut dilansir dari kantor berita Sputnik pada Kamis (14/1).
Selama beberapa dekade, Bumi berputar mengelilingi porosnya lebih cepat daripada dalam 24 jam (satu hari atom). Akibatnya, para ilmuwan biasa menambahkan rata-rata satu detik ke UTC setiap 18 bulan untuk menyeimbangkan perbedaannya. Periode rotasi bumi di sekitar porosnya disebut hari bintang atau UT1.
"Selama empat tahun terakhir, perbedaan antara hari bintang dan hari atom hampir lenyap, jadi tidak perlu menambahkan detik ekstra ke UTC. Jika percepatan rotasi Bumi berlanjut dengan kecepatan yang sama, kita mungkin akan membutuhkan bukan untuk menambah, tapi mengurangi detik dari UTC," lanjut keterangan resmi kampus itu.
Tercatat, sejak 1972 total 27 detik ditambahkan ke UTC untuk menyeimbangkan waktu universal. Penyeimbangan kedua ditambahkan pada 1 Juli 1972 dan terakhir pada 1 Januari 2017.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
