Jumat 15 Jan 2021 14:57 WIB

Basarnas Berangkatkan Tim SAR ke Mamuju dan Majene

Personel SAR dilengkapi 10 set peralatan ekstraksi dan beberapa kendaraan pendukung.

 Gambar selebaran yang disediakan oleh Badan Pencarian dan Penyelamatan Nasional Indonesia (BASARNAS) menunjukkan penyelamat mencari korban di bawah reruntuhan bangunan yang runtuh setelah gempa berkekuatan 6,2 di Mamuju, Sulawesi Barat, Indonesia, 15 Januari 2021. Setidaknya tiga orang tewas dan puluhan luka-luka.
Foto: EPA-EFE/BASARNAS
Gambar selebaran yang disediakan oleh Badan Pencarian dan Penyelamatan Nasional Indonesia (BASARNAS) menunjukkan penyelamat mencari korban di bawah reruntuhan bangunan yang runtuh setelah gempa berkekuatan 6,2 di Mamuju, Sulawesi Barat, Indonesia, 15 Januari 2021. Setidaknya tiga orang tewas dan puluhan luka-luka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan SAR Nasional memberangkatkan tim SAR termasuk Urban SAR dari Jakarta ke pusat gempa di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat, untuk membantu evakuasi korban dari reruntuhan bangunan. "Kami ikutsertakan satu tim dari pusat, tim Urban SAR bersama dengan perlengkapan tambahan untuk melaksanakan ekstraksi terutama pada bangunan runtuh," kata Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya Bagus Puruhito di Dermaga 2 JICT Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (15/1).

Menurut dia, tim tersebut berangkat menumpangi Hercules milik TNI Angkatan Udara menuju Mamuju. Personel SAR, kata dia, juga dilengkapi 10 set peralatan ekstraksi dan beberapa kendaraan pendukung.

Baca Juga

Tak hanya dari Jakarta, bantuan juga diperkuat oleh tim SAR dari Makassar, Sulawesi Selatan menggunakan Kapal Negara (KN) SAR Kamajaya. Selain itu, tim SAR dari Balikpapan menggunakan KN SAR Wisanggeni serta tim SAR dari Palu melalui jalur darat.

"Basarnas sudah memberangkatkan dan sudah ada di lokasi. Tim SAR di Mamuju yang sedang melaksanakan evakuasi korban," imbuhnya.

Sebelumnya, wilayah Majene di Provinsi Sulawesi Barat pada Jumat pukul 01.28 WIB diguncang gempa dengan magnitudo 6,2 yang disertai beberapa gempa susulan menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). BMKG mencatat gempa bumi dengan magnitudo 6,2 itu episenternya berada di darat pada kedalaman 10 km di koordinat 2,98 LS dan 118,94 BT atau sekitar enam km arah timur laut Majene.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangan tertulis menjelaskan, jika memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya gempa bumi itu merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas sesar lokal. Gempa tersebut merupakan gempa kedua terbesar setelah pada Kamis (14/01) pukul 13.35 WIB sekitar 4 kilometer Barat Laut Majene diguncang gempa dengan magnitudo 5,9 berkedalaman 10 kilometer.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement