Kamis 14 Jan 2021 21:57 WIB

Menag: PTKIN Perlu Inovasi Hidupkan Kajian Keislaman

PTKIN dinilai Menag perlu inovasi hidupkan kajian keislaman.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Menag: PTKIN Perlu Inovasi Hidupkan Kajian Keislaman. Foto: Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (tengah) didampingi Rektor Universitas Islam Negeri Lampung Moh. Mukri (kanan) meninjau pembangunanan masjid di Universitas Islam Negeri Lampung, Lampung, Kamis (14/1/2021). Kunjungan kerja Menteri Agama di Lampung untuk melakukan peluncuran Program Seleksi Prestasi Akademik Nasional dan Ujian Masuk Pergurua Tinggi Keagamaan Islam Negeri (SPAN-UM-PTKIN) yang dipusatkan di Universitas Islam Negeri Lampung.
Foto: Antara/Ardiansyah
Menag: PTKIN Perlu Inovasi Hidupkan Kajian Keislaman. Foto: Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (tengah) didampingi Rektor Universitas Islam Negeri Lampung Moh. Mukri (kanan) meninjau pembangunanan masjid di Universitas Islam Negeri Lampung, Lampung, Kamis (14/1/2021). Kunjungan kerja Menteri Agama di Lampung untuk melakukan peluncuran Program Seleksi Prestasi Akademik Nasional dan Ujian Masuk Pergurua Tinggi Keagamaan Islam Negeri (SPAN-UM-PTKIN) yang dipusatkan di Universitas Islam Negeri Lampung.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengingatkan pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) agar berinovasi dalam mengembangkan kajian keislaman. Hal ini disampaikannya saat merilis Seleksi Prestasi Akademik Nasional Ujian Masuk (SPAN UM) PTKIN 2021 di UIN Raden Intan Lampung pada Kamis (14/1).

"Saya minta para rektor dan ketua berinovasi dalam mengafirmasi kajian keislaman atau Islamic Studies yang merupakan core competencies PTKIN," kata Menag melalui siaran pers yang diterima Republika, Kamis (14/1).

Baca Juga

Menag mengatakan, besarnya minat mahasiswa terhadap program studi umum di PTKIN perlu diapresiasi. Ini harus diimbangi dengan upaya untuk terus menghidupkan kajian-kajian strategis

dalam bidang kajian keislaman.

Menurutnya, ada dua fakta yang harus menjadi perhatian pimpinan PTKIN. Pertama, minat pendaftar terhadap sejumlah prodi ilmu keislaman antara lain ilmu hadis, manajemen zakat dan wakaf, serta bimbingan penyuluhan Islam. Minat terhadap perbankan syariah dan manajemen keuangan syariah memang meningkat, namun masih kalah dengan kedokteran, psikologi, sains dan teknologi.

"Ini harus dipikirkan inovasinya," ujar Menag.

Menag melanjutkan, fakta kedua, input pendaftar PTKIN hampir 50 persen didominasi alumni SMA dan SMK. Sebagian besar dari mereka lemah dalam ilmu keislaman. Karenanya, perlu penguatan wawasan keagaman yang moderat.

"Ini juga harus diinisiasi programnya, agar sejalan dengan penguatan moderasi beragama yang sedang digalakkan Kemenag," jelasnya.

Di hadapan forum Rektor, Menag kembali menegaskan tentang integritas, baik civitas akademika maupun alumni. Menag mengingatkan jangan sampai ada civitas akademika dan alumni PTKIN yang terlibat perbuatan tercela seperti korupsi. Sebab menyandang status sebagai alumni PTKIN itu tidak mudah karena ada kata Islamnya.

Dirjen Pendidikan Islam, Ali Ramdhani dalam laporannya mengatakan SPAN PTKIN 2021 hadir dengan semangat meningkatkan peran PTKIN dalam membangun peradaban. SPAN PTKIN ini sudah digelar sejak 2010. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pendidikan Islam pada PTKIN strata satu (program sarjana).

"SPAN PTKIN dilakulan dengan mengunakan sistem seleksi elektroik atau computer based test (CBT) online tahun 2021," kata Ramdhani.

Ia menambahkan, SPAN PTKIN merupakan pola seleksi yang dilaksanakan secara nasional oleh seluruh UIN, IAIN dan STAIN dalam satu sistem yang terpadu serta diselenggarakan secara serentak oleh panitia nasional yang ditetapkan oleh Menag. Seleksi prestasi akademik nasional dilakukan berdasarkan penjaringan prestasi akademik dengan menggunakan nilai rapor dan prestasi lain tanpa ujian tertulis.

"Biaya pelaksanaan SPAN PTKIN ditanggung oleh pemerintah, sehingga peserta tidak dipungut biaya pendaftaran. Pelaksanaan SPAN PTKIN secara nasional yang diikuti 58 PTKIN dan satu Fakultas Agama Islam Perguruan Tinggi Negeri harus memenuhi prinsip adil, transparan, dan tidak diskriminatif dengan tetap memperhatikan potensi calon mahasiswa dan kekhususan PTKIN," ujarnya

Sementara pola seleksi lain selain SPAN adalah UM PTKIN di mana biaya pendaftaran ditanggung oleh para peserta sebesar Rp 200 ribu.

Kemenag menyampaikan bahwa di masa pandemi Covid-19 minat pendaftar PTKIN tidak mengalami penurunan. Bahkan ada sedikit peningkatan, baik melalui jalur SPAN atau UM PTKIN.

Untuk jalur seleksi SPAN PTKIN pada tahun 2020, ada 263.061 pendaftar, dengan komposisi 192.783 perempuan dan 70.278 laki-laki. Sedangkan UM PTKIN dengan Sistem Seleksi Elektronik (SSE) tercatat ada 132.429 pendaftar. Sehingga jumlah yang ikut SPAN UM PTKIN pada tahun 2020 adalah 395.490 peserta.

Peluncuran SPAN UM PTKIN 2021 digelar di lapangan terbuka kampus UIN Raden Intan Lampung dengan mematuhi protokol kesehatan pencegahan dan penularan Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement