Kamis 14 Jan 2021 14:19 WIB

Parler, Media Sosial Bagi Ekstrem Kanan Amerika

Ketertarikan terhadap aplikasi ini kian berkembang usai akun Twitter Trump ditutup.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Seseorang mencoba mengakses akun aplikasi Parler di ponselnya, di Hialeah, Florida, AS, 10 Januari 2021. Setelah Apple dan Google menghapus Parlour dari toko mereka, Amazon memberi tahu Parler bahwa itu akan memutus jaringan sosial dari cloud hostingnya layanan Amazon Web Services.
Foto: EPA-EFE/CRISTOBAL HERRERA-ULASHKEVICH
Seseorang mencoba mengakses akun aplikasi Parler di ponselnya, di Hialeah, Florida, AS, 10 Januari 2021. Setelah Apple dan Google menghapus Parlour dari toko mereka, Amazon memberi tahu Parler bahwa itu akan memutus jaringan sosial dari cloud hostingnya layanan Amazon Web Services.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebelum Apple Inc menutup Parler dari App Store mereka, media sosial tersebut masuk jajaran teratas aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di App Store di Amerika Serikat (AS). 

Ketertarikan terhadap aplikasi yang tumbuh dengan pesat itu meningkat drasti, terutama usai Twitter menutup akun Presiden Donald Trump Jumat (8/1) lalu.

Baca Juga

Namun, Amazon Inc menghentikan layanan hosting mereka sehingga kini Parler pun tidak dapat diakses. Pada Kamis (14/1), kantor berita Reuters melaporkan Parler didirikan pada 2018 sebagai jaringan media sosial yang mendorong 'kebebasan berbicara'.

Aplikasi tersebut menarik perhatian masyarakat konservatif AS yang tidak sepakat dengan kebijakan media sosial arus utama seperti Facebook dan Twitter.  Berdasarkan data Sensor Tower, Parler diunduh sebanyak 10,8 juta kali di App Store dan 8,7 juta kali di Google Play. Bulan Januari lalu Parler mencatat mereka memiliki 12 juta pengguna terdaftar.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement