Sabtu 16 Jan 2021 02:34 WIB

11 Keutamaan Baitul Maqdis

Al-Quds, yang berarti tanah yang suci atau sering disebut dengan Baitul Maqdis

Rep: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)/ Red: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)
11 Keutamaan Baitul Maqdis | Suara Muhammadiyah
11 Keutamaan Baitul Maqdis | Suara Muhammadiyah

SUARA MUHAMAMDIYAH -- Oleh Mukhlis Rahmanto

Al-Quds, yang berarti tanah-wilayah yang suci atau sering disebut dengan Baitul Maqdis/muqaddas dan Palestina telah dijajah oleh Israel kurang lebih 55 tahun. Selama itu, rakyat palestina mengalami penderitaan dengan kehilangan tanah mereka yang dirampas oleh Israel hingga kehilangan keluarga dan sanak saudara. Usaha untuk membebaskan Al-Quds dari cengekeraman penjajah Israel terus dilaksanakan oleh berbagai pihak.

Namun sebagai muslim, kita tetap harus meyakini janji Allah dan Rasul-Nya yang terekam dalam banyak teks-nash (ayat dan Hadits) tentang kemenangan Muslim atas Al-Quds. Mengingat pentingnya Al-Quds sebagai bagian utama dari Akidah Islamiyah, yang harus diperjuangkan oleh setiap Muslim di seluruh muka bumi. Berikut beberapa keutamaan Al-Quds dalam Al-Qur’an dan Hadits:

Daftar Isi Berita

Al-Quds adalah bagian dari Syam, wilayah yang terletak di timur Laut Mediterania, barat Sungai Eufrat, utara Gurun Arab dan sebelah selatan Pegunungan Taurus. Wilayah dimana para Nabi dan Rasul diturunkan, menjadi tempat tinggal dan tujuan utama perjalanan mereka.

 سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ

“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (Qs. Al-Isra: 1)

يَا قَوْمِ ادْخُلُوا الأَرْضَ المُقَدَّسَةَ الَّتِي كَتَبَ اللّهُ لَكُمْ وَلاَ تَرْتَدُّوا عَلَى أَدْبَارِكُمْ فَتَنقَلِبُوا خَاسِرِينَ

“Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari kebelakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi” (Qs. Al-Maidah: 21)

وَنَجَّيْنَاهُ وَلُوطاً إِلَى الْأَرْضِ الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا لِلْعَالَمِينَ

“Dan Kami seIamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia” (Qs. Al-Anbiya: 71)

وَأَوْرَثْنَا الْقَوْمَ الَّذِينَ كَانُواْ يُسْتَضْعَفُونَ مَشَارِقَ الأَرْضِ وَمَغَارِبَهَا الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا….

“Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri-negeri bahagian timur bumi dan bahagian baratnya[560] yang telah Kami beri berkah padanya..” (Qs. Al-A’raf: 137)

وَلِسُلَيْمَانَ الرِّيحَ عَاصِفَةً تَجْرِي بِأَمْرِهِ إِلَى الْأَرْضِ الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا وَكُنَّا بِكُلِّ شَيْءٍ عَالِمِينَ

“Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang kami telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu” (Qs. Al-Anbiya: 81)

عن زيد بن ثابت قال: بينما نحن عند رسول الله صلى الله عليه وسلم يوماً حين قال: طوبي للشام، طوبي للشام قلت : ما بال الشام؟ قال: الملائكة باسطو أجنحتها على الشام (رواه الترمذي)

Dari Zaid bin Tsabit berkata: ketika kami berada di antara Rasulullah Saw. pada suatua hari, beliau bersabda: “Beruntunglah negeri Syam. Beruntunglah negeri Syam” Aku berkata; ada apa dengan negeri Syam (wahai nabi)? Bersabda: “para malaikat mengepakkan sayapnya untuk negeri Syam” (HR. At-Tirmidzi)

عن أبي ذر – رضي الله عنه – قال: تذاكرنا – ونحن عند رسول الله – أيهما أفضل: أمسجد رسول الله أَم بيت المقدس ؟ فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ” صلاة في مسجدي أفضل من أربع صلوات فيه، ولنعم المصلى هو، وليوشكن أن يكون للرجل مثل شطن فرسه من الأرض حيث يرى منه بيت المقدس خير له من الدنيا جميعا. قال: أو قال: خير له من الدنيا وما فيها (رواه الحاكم ووافقه الذهبي وصححه الألباني )

“Dari Abu Dzar ra., kami pernah berbincang-bincang saat kami berada di sisi Rasulullah Saw. tentang mana yang paling utama di antara kedua masjid; Masjid Rasulullah (Masjid Nabawi) atau Baitul Maqdis (Masjid al-Aqsha)? Rasulullah Saw. bersabda, “Shalat di masjidku, lebih utama empat kali lipat dibanding shalat di sana (Masjid al-Aqsha) dan nikmat terbaik bagi orang yang shalat. Akan ada suatu masa, seorang laki-laki tidak memiliki sedikitpun tanah, namun dia melihat bahwa Baitul Maqdis lebih baik baginya dibanding seluruh dunia” (HR. Al-Hakim yang disetujui oleh Ad-Dzahabi dan dishahihkan Al-Albani)

حَدَّثَنَا الْحُمَيْدِيُّ، حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْعَلاَءِ بْنِ زَبْرٍ، قَالَ سَمِعْتُ بُسْرَ بْنَ عُبَيْدِ اللَّهِ، أَنَّهُ سَمِعَ أَبَا إِدْرِيسَ، قَالَ سَمِعْتُ عَوْفَ بْنَ مَالِكٍ، قَالَ أَتَيْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فِي غَزْوَةِ تَبُوكَ، وَهْوَ فِي قُبَّةٍ مِنْ أَدَمٍ فَقَالَ ‏ “‏ اعْدُدْ سِتًّا بَيْنَ يَدَىِ السَّاعَةِ، مَوْتِي، ثُمَّ فَتْحُ بَيْتِ الْمَقْدِسِ، ثُمَّ مُوتَانٌ يَأْخُذُ فِيكُمْ كَقُعَاصِ الْغَنَمِ، ثُمَّ اسْتِفَاضَةُ الْمَالِ حَتَّى يُعْطَى الرَّجُلُ مِائَةَ دِينَارٍ فَيَظَلُّ سَاخِطًا، ثُمَّ فِتْنَةٌ لاَ يَبْقَى بَيْتٌ مِنَ الْعَرَبِ إِلاَّ دَخَلَتْهُ، ثُمَّ هُدْنَةٌ تَكُونُ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ بَنِي الأَصْفَرِ فَيَغْدِرُونَ، فَيَأْتُونَكُمْ تَحْتَ ثَمَانِينَ غَايَةً، تَحْتَ كُلِّ غَايَةٍ اثْنَا عَشَرَ أَلْفًا (رواه البخاري)

“Telah menceritakan pada kami Al-Humaidi, telah menceritakan pada kami Al-Walid bin Muslim, telah menceritakan pada kami Abdullah bin al-‘Ala bin Zabr berkata: aku mendengar Basar bin Ubaidillah bahwa ia mendengar dari Aba Idris yang berkata: Aku mendengar Auf bin Malik berkata: Aku mendatangi Rasulullah Saw. pada waktu perang Tabuk dimana beliau dalam tenda yang terbuat dari kulit dan bersabda:

Hitunglah enam perkara yang terjadi sebelum hari Kiamat, (yaitu): kematianku, dimenangkannya Baitul Maqdis, merebaknya wabah penyakit seperti wabah penyakit yang menimpa-matikan kambing, melimpahnya harta hingga seseorang diberi 100 dinar tapi tidak cukup, fitnah yang akan memasuki setiap rumah orang Arab, perjanjian damai diantara kalian dan orang-orang Romawi, namun mereka (Orang romawi) mengkhianatinya. Mereka lalu mendatangi kalian dengan 80 bendera dan setiap bendera terdapat 12.000 orang” (HR. Al-Bukhari)

وعن أبي الدرداء قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلّم: بَيْنَمَا أَنَا نَائِمٌ إِذْ رَأَيْتُ عَمُوْدَ الْكِتَابِ اُحْتُمِلَ مِنْ تَحْتِ رَأْسِيْ، فَظَنَنْتُ أَنَّهُ مَذْهُوْبٌ بِهِ فَأَتْبَعْتُهُ بَصَرِيْ فَعُمِدَ بِهِ إِلَى الشَّامِ، أَلاَ وَإِنَّ اْلإِيْمَانَ حِيْنَ تَقَعُ الْفِتَنُ بِالشَّامِ (رواه أحمد)

“Dari Abu Darda berkata: bersabda Rasulullah Saw.: Ketika aku sedang tidur, tiba-tiba saja aku melihat halaman al-Kitab (Al-Qur’an) di bawah kepalaku, lalu aku mengira bahwa ia dibawa pergi, kemudian mataku terus mengikutinya, sehingga diletakkan di Syam. Ketahuilah, sesungguhnya keimanan berada di Syam ketika banyak terjadi fitnah” (HR. Ahmad)

حدثنا إِبراهيمُ التَّيميُّ عن أبيهِ قال: سمعتُ أبا ذَرٍّ رضيَ الله عنه قال: «قلت: يا رسول اللهِ أيُّ مسجدٍ وُضعَ في الأرض أوَّلَ ؟ قال: المسجدُ الحرام. قال: قلت: ثمَّ أيُّ ؟ قال: المسجدُ الأقصى قلتُ: كم كان بينَهما ؟ قال: أربعون سنة، ثمَّ أينما أدْركَتْكَ الصلاةُ بعدُ فصَلِّهْ، فإِنَّ الفضل فيه (رواه البخاري)

 “Telah menceritakan pada kami Ibrahim At-Taimi dari ayahnya berkata: aku mendengar Abu Dzar ra. berkata: “Wahai Rasulullah, masjid apakah yang pertama diletakkan oleh Allah di muka bumi?” Bersabda, “Masjid Al-Haram”. Abu Dzar bertanya lagi, “Kemudian apa?”. Bersabda, “Kemudian Al-Masjid Al-Aqsha”. Abu Dzar bertanya lagi, “Berapa lama antara keduanya?”. Beliau menjawab, “Empat puluh tahun” Kemudian dimanapun shalat menjumpaimu setelah itu, maka shalatlah, karena keutamaan ada padanya” (HR. Al-Bukhari)

11 Keutamaan Baitul Maqdis

عن سُفيانَ حدَّثني أبو إسحاقَ قال: سمعتُ البَراء رضيَ الله عنه قال: صلَّينا مع النبيِّ صلى الله عليه وسلم نحوَ بيت المقدسِ ستةَ عشرَ ـ أو سبعةَ عشرَ ـ شهراً، ثمَّ صَرَفَهُ نحو القبلة (رواه البخاري)

“Dari Sufyan (dimana) telah menceritakan padaku Abu Ishaq berkata: aku mendengar Al-Barra’ ra. berkata: Kami shalat bersama Rasulullah Saw. menghadap Baitul Maqdis, selama 16 atau 17 bulan lalu kami memindahkannya ke arah kiblat” (HR. Al-Bukhari)

حَدَّثَنَا شَيْبَانُ بْنُ فَرُّوخَ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، حَدَّثَنَا ثَابِتٌ الْبُنَانِيُّ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: أُتِيتُ بِالْبُرَاقِ، وَهُوَ دَابَّةٌ أَبْيَضُ طَوِيلٌ فَوْقَ الْحِمَارِ، وَدُونَ الْبَغْلِ، يَضَعُ حَافِرَهُ عِنْدَ مُنْتَهَى طَرْفِهِ ، قَالَ: فَرَكِبْتُهُ حَتَّى أَتَيْتُ بَيْتَ الْمَقْدِسِ ، قَالَ: فَرَبَطْتُهُ بِالْحَلْقَةِ الَّتِي يَرْبِطُ بِهِ الْأَنْبِيَاء ثُمَّ دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ، فَصَلَّيْتُ فِيهِ رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ خَرَجْتُ فَجَاءَنِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ بِإِنَاءٍ مِنْ خَمْرٍ، وَإِنَاءٍ مِنْ لَبَنٍ، فَاخْتَرْتُ اللَّبَنَ، فَقَالَ جِبْرِيلُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اخْتَرْتَ الْفِطْرَةَ (رواه البخاري و مسلم)

“Telah menceritakan kepada kami Syaiban bin Farruh, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah, telah menceritakan kepada kami Tsabit al-Bunani dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah Saw. bersabda: Didatangkan kepadaku Buraq, seekor tunggangan putih, lebih tinggi dari keledai dan lebih rendah dari baghal (keledai keturunan kuda), ia berupaya meletakkan telapak kakinya di ujung pandangannya.

Setelah menungganginya, maka Buraq itu berjalan membawaku hingga sampai ke Baitul Maqdis. Aku ikat (tambat) tunggangan itu di tempat para Nabi biasa menambatkan tunggangan mereka. Lalu aku masuk dan menunaikan shalat dua raka’at di dalamnya. Setelah itu aku keluar dan disambut oleh Jibril dengan secawan arak dan susu. Ketika aku memilih susu, maka Jibril berkata: “Engkau telah memilih fitrah (yaitu Islam dan istiqamah)” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

عن معاوية بن قرة عن أبيه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إِذَا فَسَدَ أَهْلُ الشّامِ فَلا خَيْرَ فِيكُمْ، وَلا يَزَالُ أناسٌ مِنْ أُمَّتِي مَنْصُورِينَ لا يُبَالُونَ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتّى تَقُومَ السّاعَةُ (رواه الترمذي)

“Dari Muawiyah bin Qurrah dari ayahnya berkata: bersabda Rasulullah Saw.: Jika penduduk Syam rusak agamanya, maka tak tersisa kebaikan di tengah kalian. Akan selalu ada satu kelompok dari umatku yang dimenangkan oleh Allah, tak terpengaruh oleh orang yang menggembosi dan tidak pula orang yang berseberangan hingga datang hari Kiamat” (HR. At-Tirmidzi)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ فَيَقْتُلُهُمْ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوْ الشَّجَرُ يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ إِلَّا الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ  (رواه مسلم)

“Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Saw.: “Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum Muslimin berperang dengan Yahudi, maka kaum Muslimin berhasil membunuh mereka sehingga Yahudi bersembunyi di balik pohon dan batu. Lalu batu atau pohon itu berkata : Wahai Muslim.. Wahai Abdullah… ini Yahudi sembunyi di belakangku, maka segera bunuh dia, kecuali gharqad, karena ia adalah pohon (dari orang) Yahudi” (HR. Muslim)

عَنِ النَّوَّاسِ بۡنِ سَمۡعَانَ، قَالَ: ذَكَرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الدَّجَّالَ ذَاتَ غَدَاةٍ. فَخَفَّضَ فِيهِ وَرَفَّعَ، حَتَّىٰ ظَنَنَّاهُ فِي طَائِفَةِ النَّخۡلِ. فَلَمَّا رُحۡنَا إِلَيۡهِ عَرَفَ ذٰلِكَ فِينَا. فَقَالَ: (مَا شَأۡنُكُمۡ؟) قُلۡنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، ذَكَرۡتَ الدَّجَّالَ غَدَاةً. فَخَفَّضۡتَ فِيهِ وَرَفَّعۡتَ، حَتَّىٰ ظَنَنَّاهُ فِي طَائِفَةِ النَّخۡلِ. فَقَالَ: غَيۡرُ الدَّجَّالِ أَخۡوَفُنِي عَلَيۡكُمۡ. إِنۡ يَخۡرُجُ، وَأَنَا فِيكُمۡ، فَأَنَا حَجِيجُهُ دُونَكُمۡ. وَإِنۡ يَخۡرُجۡ، وَلَسۡتُ فِيكُمۡ، فَامۡرُؤٌ حَجِيجُ نَفۡسِهِ. وَاللهُ خَلِيفَتِي عَلَىٰ كُلِّ مَسۡلِمٍ، إِنَّهُ شَابٌّ قَطَطٌ، عَيۡنُهُ طَافِئَةٌ. كَأَنِّي أُشَبِّهُهُ بِعَبۡدِ الۡعُزَّى بۡنِ قَطَنٍ، فَمَنۡ أَدۡرَكَهُ مِنۡكُمۡ فَلۡيَقۡرَأۡ عَلَيۡهِ فَوَاتِحَ سُورَةِ الۡكَهۡفِ. إِنَّهُ خَارِجٌ خَلَّةً بَيۡنَ الشَّأۡمِ وَالۡعِرَاقِ. فَعَاثَ يَمِينًا وَعَاثَ شِمَالًا، يَا عِبَادَ اللهِ، فَاثۡبُتُوا قُلۡنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، وَمَا لَبۡثُهُ فِي الۡأَرۡضِ؟ قَالَ: (أَرۡبَعُونَ يَوۡمًا، يَوۡمٌ كَسَنَةٍ، وَيَوۡمٌ كَشَهۡرٍ، وَيَوۡمٍ كَجُمُعَةٍ، وَسَائِرُ أَيَّامِهِ كَأَيَّامِكُمۡ). قُلۡنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، فَذٰلِكَ الۡيَوۡمُ الَّذِي كَسَنَةٍ، أَتَكۡفِينَا فِيهِ صَلَاةُ يَوۡمٍ؟ قَالَ: (لَا، اقۡدُرُوا لَهُ قَدۡرَهُ). قُلۡنَا: يَا رَسُولَ اللهِ، وَمَا إِسۡرَاعُهُ فِي الۡأَرۡضِ؟ قَالَ: (كَالۡغَيۡثِ اسۡتَدۡبَرَتۡهُ الرِّيحُ. فَيَأۡتِي عَلَى الۡقَوۡمِ فَيَدۡعُوهُمۡ، فَيُؤۡمِنُونَ بِهِ وَيَسۡتَجِيبُونَ لَهُ. فَيَأۡمُرُ السَّمَاءَ فَتُمۡطِرُ، وَالۡأَرۡضَ فَتُنۡبِتُ، فَتَرُوحُ عَلَيۡهِمۡ سَارِحَتُهُمۡ، أَطۡوَلَ مَا كَانَتۡ ذُرًا، وَأَسۡبَغَهُ ضُرُوعًا، وَأَمَدَّهُ خَوَاصِرَ. ثُمَّ يَأۡتِي الۡقَوۡمَ، فَيَدۡعُوهُمۡ، فَيَرُدُّونَ عَلَيۡهِ قَوۡلَهُ. فَيَنۡصَرِفُ عَنۡهُمۡ. فَيُصۡبِحُونَ مُمۡحِلِينَ لَيۡسَ بِأَيۡدِيهِمۡ شَيۡءٌ مِنۡ أَمۡوَالِهِمۡ. وَيَمُرُّ بِالۡخَرِبَةِ فَيَقُولُ لَهَا: أَخۡرِجِي كُنُوزَكِ. فَتَتۡبَعُهُ كُنُوزُهَا كَيَعَاسِيبِ النَّحۡلِ. ثُمَّ يَدۡعُو رَجُلًا مُمۡتَلِئًا شَبَابًا، فَيَضۡرِبُهُ بِالسَّيۡفِ فَيَقۡطَعُهُ جَزۡلَتَيۡنِ رَمۡيَةَ الۡغَرَضِ. ثُمَّ يَدۡعُوهُ فَيُقۡبِلُ وَيَتَهَلَّلُ وَجۡهُهُ يَضۡحَكُ. فَبَيۡنَمَا هُوَ كَذٰلِكَ إِذۡ بَعَثَ اللهُ الۡمَسِيحَ ابۡنَ مَرۡيَمَ فَيَنۡزِلُ عِنۡدَ الۡمَنَارَةِ الۡبَيۡضَاءِ شَرۡقِيَّ دِمَشۡقَ، بَيۡنَ مَهۡرُودَتَيۡنِ. وَاضِعًا كَفَّيۡهِ عَلَىٰ أَجۡنِحَةِ مَلَكَيۡنِ. إِذَا طَأۡطَأَ رَأۡسَهُ قَطَرَ. وَإِذَا رَفَعَهُ تَحَدَّرَ مِنۡهُ جُمَانٌ كَاللُّؤۡلُؤِ. فَلَا يَحِلُّ لِكَافِرٍ يَجِدُ رِيحَ نَفَسِهِ إِلَّا مَاتَ، وَنَفَسُهُ يَنۡتَهِي حَيۡثُ يَنۡتَهِي طَرۡفُهُ. فَيَطۡلُبُهُ حَتَّىٰ يُدۡرِكَهُ بِبَابِ لُدٍّ. فَيَقۡتُلُهُ (رواه مسلم)

Dari An-Nawwas bin Sam’an, beliau mengatakan: Rasulullah Saw. menyebutkan Dajjal pada suatu pagi. Beliau menghinakan Dajjal dan menjelaskan besar ujiannya, sampai kami menyangka bahwa Dajjal ada di suatu sisi kebun kurma. Ketika kami kembali kepada beliau, beliau mengetahui ada ketakutan pada diri kami. Beliau bertanya, “Kenapa kalian?”

Kami menjawab: Wahai Rasulullah, Engkau menyebutkan Dajjal pada suatu pagi. Engkau menghinakan Dajjal dan menjelaskan besar ujiannya, sehingga kami menyangka bahwa Dajjal ada di suatu sisi kebun kurma. Beliau berkata: Bukan Dajjal yang paling aku takutkan atas kalian. Jika Dajjal muncul keluar ketika aku masih berada di tengah-tengah kalian, maka aku akan berada di depan kalian yang akan mengalahkannya dengan dalil.

Apabila dajal muncul keluar ketika aku sudah tidak bersama kalian, maka seseorang akan membela dirinya sendiri dan Allah adalah penggantiku sebagai pembela bagi setiap muslim. Sesungguhnya Dajjal adalah seorang pemuda yang berambut keriting gimbal, bermata menonjol. Seakan-akan aku menyerupakannya dengan ‘Abdul ‘Uzza bin Qathan. Siapa saja di antara kalian yang mendapatinya, maka bacakan kepadanya ayat-ayat pembuka surah Al-Kahfi. Sesungguhnya dia akan keluar di suatu jalan antara Syam dan ‘Iraq.

Dia menebar kerusakan ke kanan dan menebar kerusakan ke kiri dengan cepat, wahai hamba-hamba Allah, kokohkanlah diri kalian! Kami berkata: Wahai Rasulullah, berapa lama dia menetap di muka bumi? Beliau menjawab, “Empat puluh hari. Satu hari seperti setahun, satu hari seperti sebulan, satu hari seperti sepekan, dan seluruh hari sisanya seperti hari-hari kalian sekarang ini.” Kami berkata: Wahai Rasulullah, pada hari yang seperti setahun itu, apakah shalat satu hari sudah cukup bagi kami? Beliau menjawab, “Tidak, kalian perkirakanlah waktunya.”

Kami bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana cepatnya Dajjal di bumi ini? Beliau menjawab, “Seperti hujan yang diiringi angin. Dia akan mendatangi suatu kaum lalu mengajak mereka. Lalu mereka pun beriman kepadanya dan menyambut ajakannya. Dia memerintahkan langit hingga turunlah hujan. Dia memerintahkan bumi hingga ia menumbuhkan tanaman hingga binatang gembalaan mereka kembali di sore hari dalam keadaan punuknya lebih tinggi, ambingnya lebih besar, dan perutnya lebih besar daripada sebelumnya.

Kemudian dia mendatangi kaum yang lain, lalu ia mengajak mereka, namun kaum itu menolak ucapannya. Dajjal itu pun berpaling dari mereka, lalu esoknya tanah mereka menjadi gersang tidak memiliki sesuatu harta pun di tangan-tangan mereka. Lalu dia melewati suatu tempat yang telah hancur lalu berkata kepadanya: Keluarkanlah perbendaharaanmu. Lalu perbendaharaan itu mengikutinya seperti ratu-ratu lebah. Kemudian dia mengajak seseorang pemuda belia, dia menebasnya dengan pedang sehingga memotongnya menjadi dua bagian yang terpisah sejauh lemparan anak panah.

Kemudian dajal memanggilnya, lalu pemuda itu pun datang dengan wajah bersinar dan tertawa. Ketika Dajjal dalam keadaan itu, tiba-tiba Allah mengutus Al-Masih ‘Isa bin Maryam. Nabi ‘Isa turun di dekat menara putih sebelah timur Damaskus dengan mengenakan dua pakaian yang dicelup wars lalu safron. Beliau meletakkan kedua telapak tangannya di atas sayap dua malaikat. Apabila beliau menundukkan kepalanya, air menetes darinya. Apabila dia mengangkatnya, turunlah darinya butiran perak seperti mutiara. Lalu tidaklah seorang kafir pun yang mendapati bau nafas beliau kecuali mati. Padahal nafas beliau dapat tercium sejauh jarak pandangan mata beliau. Nabi ‘Isa mencari Dajjal sampai mendapatinya di pintu Ludd lalu beliau membunuhnya…” (HR. Muslim)

Sumber: Majalah SM No 24 Tahun 2017

Mukhlis Rahmanto, Anggota Majelis Tarjih PP Muhammadiyah

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement