Rabu 13 Jan 2021 21:44 WIB

Garuda dan Lion Air Gagal Landing di Bandara Supadio

Pesawat Garuda Indonesia dan Lion Air gagal mendarat karena cuaca buruk.

Pesawat Garuda Indonesia dan Lion Air gagal mendarat karena cuaca buruk (Foto: suasan Bandara Supadio)
Foto: JESSICA HELENA WUYSANG/ANTARA FOTO
Pesawat Garuda Indonesia dan Lion Air gagal mendarat karena cuaca buruk (Foto: suasan Bandara Supadio)

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Dua pesawat komersil dari maskapai Garuda Indonesia dan Lion Air rute Jakarta-Pontianak gagal landing di Bandara Internasional Supadio Pontianak, Rabu (13/1). Kedua penerbangan tersebut gagal mendarat karena cuaca buruk.

"Memang benar hari ini ada dua maskapai yang dialihkan pendaratan (divert) disebabkan cuaca buruk," kata General Manajer PT Angkasa Pura II Cabang Bandara Internasional Supadio Pontianak Eri Brawliantoro, Rabu.

Baca Juga

Dia menjelaskan, kedua pesawat tersebut dengan kode penerbangan GA 504 miliki maskapai Garuda Indonesia, dan kode penerbangan JT 684 milik maskapai Lion Air terpaksa dialihkan mendarat di bandara lain. Divert (bukan di tujuan semula) dan RTB (Return to Base) atau pesawat yang sudah terbang untuk beberapa saat tetapi kembali lagi ke bandar udara awal atau bandar udara alternatif terdekat karena alasan tertentu.

"Itu hal lumrah dalam dunia penerbangan, karena mengutamakan faktor keselamatan penerbangan," ungkapnya.

Dampak cuaca buruk itu, untuk pesawat Lion Air dialihkan ke Bantam, sedangkan pesawat Garuda dialihkan ke Palembang, katanya. Selain dua pesawat itu, satu pesawat lainya milik Sriwijaya Air juga hampir mengalami hal serupa namun berhasil landing di Bandara Supadio Pontianak.

"Saat cuaca kurang baik tadi pesawat, Sriwijaya Air sempat landing. Itu karena cuacanya sempat terang sedikit dan jarak pandang sempat memenuhi standar. Sementara itu pesawat Batik Air sempat Holding. Kalau sudah begitu ada keputusan apakah akan landing atau divert," jelasnya.

Ia menyebutkan faktor cuaca ada beberapa, salah satunya karena angin atau visibility atau jarak pandang yang memang di bawah standar. Hal ini bisa mengganggu keselamatan penerbangan.

"Makanya setiap pengoperasian penerbangan pesawat perlu mengetahui cuaca yang mengacu pada BMKG. Data ini akan diteruskan kepada ATC maupun pilot salah satunya saat akan landing untuk mengambil keputusan apakah landing atau divert," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement