Rabu 13 Jan 2021 21:08 WIB

Emirates Tangguhkan Pilotnya yang Menolak Terbang ke Israel

Sejak akhir 2020 Emirates mulai melayani penerbangan ke Tel Aviv setiap hari

Rep: alkhaledi Kurnialam/ Red: Hiru Muhammad
Armada maskapai penerbangan Emirates dinobatkan sebagai maskapai teraman di dunia dalam menanggapi pandemi COVID-19 menurut Safe Travel Barometer.
Foto: Dok Emirates
Armada maskapai penerbangan Emirates dinobatkan sebagai maskapai teraman di dunia dalam menanggapi pandemi COVID-19 menurut Safe Travel Barometer.

REPUBLIKA.CO.ID, ABUDHABI--Maskapai penerbangan Emirares dari Uni Emirat Arab (UEA) dilaporkan telah menangguhkan seorang Pilot karena menolak menerbangkan pesawat ke Israel. Monem Sahib al-Taba adalah Pilot asal Tunisia yang bekerja untuk maskapai Emirates dan mengaku telah ditangguhkan karena penolakannya tersebut.

“Aktivitas saya sebagai pilot di Emirates Airlines ditangguhkan karena penolakan saya untuk berpartisipasi dalam penerbangan ke Tel Aviv. Hanya Tuhan yang menjaga saya. Saya telah lakukan  dan tidak menyesalinya," jelas Sahib dalam akun Facebook-nya dilansir dari Aljazeera, Rabu (13/1).

Maskapai Emirates mengumumkan sejak akhir tahun 2020, bahwa mereka akan mulai mengoperasikan penerbangan langsung setiap hari ke Tel Aviv. Penerbangan tersebut terjadi setelah normalisasi hubungan antara UEA dan Israel Agustus lalu.

Dalam pernyataan yang dibuat kepada pers lokal, Sahib mengatakan penangguhannya hanya tinggal menunggu keputusan dari komite disiplin. Dia juga menutup akun Facebook-nya, setelah mendapat tekanan dari Emirates, akibat postingan tersebut.

Banyak politisi Tunisia memuji sikap anti-normalisasi tersebut.  Wakil pemimpin partai Ennahdha, Hayet Omri, menulis di halaman Facebook-nya bahwa posisi al-Taba adalah bentuk kehormatan dan kebanggaan.

Mahdi Abdel-Gawad, seorang pemimpin partai Long Live Tunisia juga mengatakan sikap moral pilot adalah bukti bahwa perjuangan Palestina masih ada di hati banyak orang Tunisia.

"Banyak yang akan bersukacita atas langkah berani kapten Tunisia itu. Memang benar bahwa tindakan ini adalah bukti nyata dari status masalah Palestina di benak orang Tunisia, tetapi dalam praktiknya itu akan memiliki konsekuensi yang dapat menyebabkan kehilangan pekerjaannya,"tulisnya di halaman Facebook.

Bahrain, Sudan, dan Maroko juga telah menormalisasi hubungan dengan Israel. Tunisia sebelumnya telah menyatakan tidak akan menormalisasi hubungan dengan Israel. Negara tersebut juga menegaskan posisinya pada hak-hak sah Palestina dan tidak akan terpengaruh perkembangan internasional apapun. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement