Rabu 13 Jan 2021 08:04 WIB

120 Layanan Kesehatan di Kota Bekasi Jadi Lokasi Vaksin

120 layanan akan terbagi di 46 rumah sakit, 42 puskesmas dan 32 klinik.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Esthi Maharani
Petugas menata vaksin COVID-19 Sinovac di lemari pendingin
Foto: ANTARA/ Fakhri Hermansyah
Petugas menata vaksin COVID-19 Sinovac di lemari pendingin

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI — Sebanyak 120 layanan kesehatan akan menjadi tempat vaksinasi untuk warga Kota Bekasi, Jawa Barat. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati, merinci, 120 layanan akan terbagi di 46 rumah sakit, 42 puskesmas dan 32 klinik.

“Jadi mencakup keseluruhan ada 120 tempat layanan vaksinasi yang ada di Kota Bekasi,” kata Tanti kepada wartawan, Selasa (12/1).

Dia menuturkan, vaksin Sinovac bagi warga Kota Bekasi disimpan di tempat dengan suhu yang sesuai. Pihak pemkot memilih Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Komp. Perum Bumyagara  Kelurahan, Mustika Jaya Kecamatan Mustika Jaya, sebagai lokasi penyimpanan.

“Tempat vaksin ini kan memang harus memiliki suhu tertentu sehingga tidak mungkin menyimpan vaksin ini di tempat sembarangan,” terang dia.

 

Untuk menyimpan vaksin, diperlukan cold chain agar kondisi vaksin tetap aman hingga digunakan ke warga. Tanti menuturkan, alternatif lain yang bisa dijadikan tempat penyimpanan adalah kulkas dua pintu. Meski umum dimiliki, namun kondisi kulkas tidak boleh dibuka tutup.

“Memang yang lebih dipunyai oleh semuanya yaitu dengan kulkas dua pintu dengan catatan itu tidak boleh di buka tutup. Kita mencoba yang amannya yaitu dengan standarnya menggunakan cold chain itu untuk menyimpan vaksin tersebut, karena harus dengan suhu tertentu,” tutur dia.

Adapun, setelah kedatangan vaksin, Tanti berharap angka kasus Covid-19 di Kota Bekasi bisa terkendali. Data dari website resmi Pemkot Bekasi menunjukkan, angka kasus kumulatif Covid-19 di wilayah ini telah mencapai 17.682 kasus per Selasa, 12 Januari 2021.

Kasus aktif Covid-19 di wilayah ini sudah mencapai 824 atau bertambah 214 kasus. Sementara itu, jumlah kematian juga mencapai 8 orang per hari menjadi 324 orang secara kumulatif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement