Rabu 13 Jan 2021 07:10 WIB

Bencana di Kota Bogor Didominasi Tanah Longsor

Dari 11 bencana di Kota Bogor, 8 di antaranya terjadi longsor pada pekan awal 2021.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Erik Purnama Putra
Petugas mengevakuasi tanah longsor di pinggir jalan utama Puncak, Gunung Mas, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (11/1).
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Petugas mengevakuasi tanah longsor di pinggir jalan utama Puncak, Gunung Mas, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (11/1).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR --Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor mencatat ada 11 peristiwa bencana selama dua pekan awal 2021. Delapan kejadian bencana tersebut didominasi oleh tanah longsor.

"Longsor yang paling banyak terjadi. Dari sebelas kejadian, tiga di antaranya kejadian tanah longsor,” ujar Kepala BPBD Kota Bogor, Priyatnasyamsah kepada Republika, Selasa (12/1).

Ketiga kejadian tanah longsor tersebut, menurut Priyatna, terjadi di Kecamatan Bogor Utara, Kecamatan Bogor Timur, dan Kecamatan Bogor Barat. Berdasarkan data yang dimiliki BPBD Kota Bogor, tiga kecamatan itu memang tergolong rawan tanah longsor.

"Kecamatan Bogor Utara, Bogor Timur, dan Bogor Barat memang termasuk daerah rawan tanah longsor. Bogor Utara dan Bogor Timur juga rawan akan banjir lintasan,” ucap Priyatnasyamsah.

Dia melanjutkan, penyebab dari tanah longsor yang terjadi dipicu berbagai faktor. Untuk di Bogor Utara, sambung dia, tanah longsor terjadi karena curah hujan dan pengikisan tanah. Akibatnya, tembok rumah milik warga jebol tertimpa material longsoran.

"Kejadian itu berdampak pada tembok di bagian dapur dan kamar mandi di rumah Bapak Sarijo yang dihuni lima jiwa, jebol tertimpa material longsoran,” tutur Priyatnasyamsah.

Selain itu, dia melanjutkan, untuk tanah longsor di Bogor Timur, disebabkan oleh terkikisnya pondasi oleh aliran air yang berada di bawah Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Bening. Sementara, untuk di Bogor Barat, tanah longsor mengancam rumah milik warga yang berada di pinggir aliran Kali Cibanen.

"Kejadian itu disebabkan oleh curah hujan dengan intensitas tinggi, sehingga dampaknya mengancam rumah tersebut. Namun beruntungnya tidak ada korban luka maupun korban jiwa,” kata Priyatnasyamsah.

Terkait bencana alam di Kota Bogor, Kepala Stasiun BMKG Citeko Bogor, Asep Firman Ilahi mengatakan, intensitas hujan yang tinggi, serta akumulasi hujan pada hari-hari sebelumnya dapat menjadi penyebab tanah longsor. Seperti yang sempat terjadi di kawasan Riung Gunung, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor pada Ahad (10/1) lalu.

“Hujan sangat lebat yang terjadi sebelumnya bisa memicu longsor. Bisa kapan saja, dan di mana saja,” kata Asep.

Seperti yang sempat dikatakan sebelumnya, cuaca di daerah Bogor dan sekitarnya harus diwaspadai. Pasalnya peluang terjadinya hujan masih sangat tinggi. “Setidaknya hingga akhir dasarian kedua Januari, yakni sekitar 11 sampai 20 Januari,” kata Asep.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement