Selasa 12 Jan 2021 23:48 WIB

Menhub Harapkan Kolaborasi Tim Cari CVR Sriwijaya Air

Menhub harap kolaborasi tim gabungan terus berlanjut dalam pencarian CVR Sriwijaya

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kanan) bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua kanan), Kepala BASARNAS Marsekal Madya TNI Bagus Puruhito (kiri) saat mengamati puing pesawat Sriwijaya Air PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-18 yang jatuh di perairan Pulau Seribu di Dermaga JICT, Jakarta, Selasa (12/1).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kanan) bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua kanan), Kepala BASARNAS Marsekal Madya TNI Bagus Puruhito (kiri) saat mengamati puing pesawat Sriwijaya Air PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-18 yang jatuh di perairan Pulau Seribu di Dermaga JICT, Jakarta, Selasa (12/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi berharap kolaborasi tim gabungan dapat terus berjalan dengan baik untuk menemukan Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1) lalu.

"Seperti diketahui bahwa Flight Data Recorder (FDR) berhasil ditemukan hari ini. Kami sampaikan terima kasih kepada Tim Gabungan dari TNI, PORI, Basarnas, KNKT, dan stakeholder terkait lainnya yang telah bekerja secara apik," ujar Menhub dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (12/1).

Baca Juga

"Kami harapkan kolaborasi pencarian dapat tetap berjalan baik, karena CVR masih harus ditemukan, begitu pula dengan jenazah korban dan beberapa potongan pesawat yang harus ditemukan," jelasnya melanjutkan.

Pada hari ini, Tim Gabungan berhasil menemukan kotak hitam FDR dari pesawat Sriwijaya SJ182 sekitar pukul 14.00 WIB di sekitar Perairan Kepulauan Seribu. Penemuan kotak hitam tersebut secara resmi disampaikan oleh Menhub Budi Karya Sumadi bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono, Kepala Basarnas Bagus Puruhito, dan Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono di Posko JICT 2 Pelabuhan Tanjung Priok, Selasa.

Selanjutnya FDR diserahkan secara resmi oleh Panglima TNI kepada Kepala Basarnas, dan selanjutnya akan diserahkan oleh Ketua KNKT untuk dilakukan investigasi lebih lanjut. Dalam kesempatan tersebut Menhub menyampaikan tiga instruksi Presiden Joko Widodo yaitu pertama, penanganan musibah harus cepat yaitu black box, jenazah korban, dan potongan pesawat harus segera diangkat.

Kedua, santunan dan asuransi bagi keluarga korban (ahli waris) harus segera diberikan sesuai ketentuan yang berlaku. Ketiga, penyebab kecelakaan harus segera ditemukan dan menjadi pembelajaran bagi industri penerbangan nasional agar tidak terulang kembali kejadian yang sama.

"Terima kasih kepada Presiden yang begitu intens menghubungi kami sehingga kami mendapatkan dukungan moral dan kinerja menjadi lebih baik. Kami mengharapkan kolaborasi Tim Gabungan dapat terus berjalan dengan baik sampai semuanya ditemukan," kata Menhub.

Sementara itu Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan mendapatkan informasi dari Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) bahwa pada sore ini telah ditemukan FDR pada pukul 14.00 WIB. Selanjutnya, Tim Penyelam masih akan terus mencari bagian lain dari black box CVR, jenazah korban, dan potongan bagian pesawat.

"Operasi pencarian belum selesai, kita terus akan lakukan pencarian baik jenazah, maupun bagian pesawat lainnya dalam rangka melengkapi data yang diperlukan DVI Polri dan KNKT. Dengan kerja yang profesional dan dengan didukung alat yang mumpuni, bagian lainnya akan segera dapat kita temukan," kata Hadi.

Kepala Basarnas Bagus Puruhito mengatakan pada hari ini telah ditemukan kembali 24 kantong jenazah dan satu kantong berisi partikel dari pesawat. "Ke depannya, kami akan terus meminta dukungan dari TNI, POLRI, dan instansi terkait lainnya agar pencarian dapat tetap berjalan lancar dan dituntaskan dengan baik," katanya.

Sementara Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan dengan ditemukannya FDR, maka KNKT dapat segera melakukan pembacaan data yang akan memakan waktu 2-5 hari. "Semoga dapat segera mengungkap apa yang menjadi penyebab kecelakaan dari pesawat ini dan menjadi pembelajaran agar kejadian ini tidak terulang lagi ke depannya. Karena tujuan investigasi dari KNKT adalah untuk meningkatkan keselamatan," ungkap Soerjanto.

Penyerahan FDR kepada KNKT turut disaksikan juga oleh Dirut Jasa Raharja Budi Rahardjo dan Dirut Sriwijaya Air Jefferson Irwin Jauwena.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement