Selasa 12 Jan 2021 17:40 WIB

Pengamat Sosial: Ngemil Jadi Pelepas Stres Kala Pandemi

Mengemil juga menjadi salah satu cara untuk mengendalikan emosi negatif.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Beragam pilihan kudapan untuk anak. The State of Snacking 2020 oleh Mondelez International mengungkap 94 persen orang tua mengandalkan camilan untuk menghibur anak-anaknya selama pandemi.
Foto: flickr
Beragam pilihan kudapan untuk anak. The State of Snacking 2020 oleh Mondelez International mengungkap 94 persen orang tua mengandalkan camilan untuk menghibur anak-anaknya selama pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Selama pandemi Covid-19, mengemil ternyata menjadi salah satu cara untuk mengendalikan stres. Kecenderungan itu terungkap melalui survei Mondelēz International bertajuk "The State of Snacking 2020” yang menyebutkan, sebanyak 87 persen responden mengaku bahwa mengudap menjadi momen-momen damai dalam keseharian.

Peneliti dan pengamat sosial Devie Rahmawati mengamini hal tersebut. Menurut dia, camilan atau makanan secara umum bisa membuat seseorang lebih relaks.

Baca Juga

Makanan tidak hanya menjadi pemenuh kebutuhan biologis, tetapi juga menjadi kekuatan sosiologis yang bisa membangun konektivitas sosial serta membantu mengendalikan suasana hati. Bahkan, menurut Devie, makanan dapat meredakan tingkat stres yang timbul akibat suasana tidak menentu, seperti pandemi.

“Di satu keluarga saja pasti ada berantem-berantem dong, nah momen makan atau ngemil bareng sambil nonton TV, misalnya, itu bisa menjadi pelumas ketegangan dan membuat suasana kembali cair dan lebih relaks. Pada akhirnya ngemil menjadi jembatan untuk merilis stres,” kata Devie dalam konferensi pers virtual pada Selasa (12/1).

Menurut Devie, mengonsumsi makanan selingan juga menjadi salah satu cara untuk mengendalikan emosi-emosi negatif lain yang kerap muncul selama pandemi Covid-19, semisal kesepian. Apalagi jika mengudap dilakukan bersama dengan teman atau keluarga.

Ngemil bareng keluarga itu bisa menghilangkan perasaan kesepian karena di sana kita bisa merasakan sentuhan, ada interaksi juga. Saat ngemil itu secara fisik mau nggak mau pasti berdekatan, kontak fisik itu pada akhirnya membentuk bonding yang kuat,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement