Si penjual roti itu menjawab, “Sudah lama sekali, ya syaikh. Saya menjual roti sudah 30 tahun. Jadi semenjak itu saya lakukan. Saya merasakan betapa tidak ada keinginan yang saya minta kepada Allah, kecuali selalu dikabulkan oleh Allah. Hanya satu yang belum dikabulkan oleh Allah.”
“Apa itu?” Imam Ahmad bertanya spontan.
“Sejak beberapa tahun yang lalu, saya ingin bertemu dengan seorang ulama di Baghdad. Saya ingin dipertemukan dengan Imam Ahmad ibn Hanbal. Sayangnya, Baghdad terlalu jauh bagi saya untuk menjangkaunya.”
Tukang roti itu menjawab tanpa tahu bahwa orang yang ada di hadapannya adalah Imam Ahmad ibn Hanbal dimaksud.
Seketika itu juga Imam Ahmad bertakbir, “Allahu Akbar. Allah telah mendatangkan saya jauh-jauh dari Baghdad ke Bashrah dan bahkan sampai didorong-dorong oleh marbot masjid ke jalanan, ternyata karena istighfarmu.”
Betapa terperanjat si penjual roti itu. Ia memuji Allah sambil bersujud syukur. Lalu ia pun langsung memeluk dan mencium tangan Imam Ahmad. Inilah kisah keajaiban istighfar sebagaimana yang diceritakan dalam Kitab Manakib Imam Ahmad.