Selasa 12 Jan 2021 13:55 WIB

Disnaker Sebut Jepang Butuh Banyak Tenaga Kerja Indonesia

Jepang mencari TKI untuk bidang peladangan dengan syarat lulusan SMA sederajat.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Pekerja memproduksi kayu lapis kualitas ekspor. Perusahaan Jepang sangat menggemari WNI (ilustrasi).
Foto: Harviyan Perdana Putra/ANTARA
Pekerja memproduksi kayu lapis kualitas ekspor. Perusahaan Jepang sangat menggemari WNI (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KAPUAS HULU -- Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian, dan Transmigrasi (Disnakerperintrans) Kabupaten Kapuas Hulu, menyatakan, pada tahun ini, Jepang membutuhkan cukup banyak tenaga kerja Indonesia (TKI), khusus bidang peladangan.

"Jepang mencari tenaga kerja asal Indonesia untuk bidang peladangan dengan syarat lulusan SMA sederajat," kata Kasi Pelatihan Produktivitas dan Penempatan Tenaga Kerja Disnakerperintrans Kapuas Hulu Paulinus Totong, di Putussibau, ibu kota Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Selasa (12/1).

Totong menuturkan, negeri Matahari Terbit itu memang banyak memerlukan tenaga kerja. dia mengeklaim, Jepang lebih tertarik tenaga kerja asal Indonesia dibandingkan negara lain. Menurut dia, dalam menerapkan kerja bagi TKI, Jepang menerapkan sistem magang selama dua tahun, dengan upah dua sampai tiga kali lipat jika di bandingkan upah di Indonesia.

"Jika ada warga Kapuas Hulu yang berminat kerja ke Jepang kami siap membantu memfasilitasi sesuai ketentuan," kata Totong. Dia menambahkan, peluang kerja pada 2021, juga berasal dari Korea Selatan (Korsel) dan Australia.

"Jika ada pencari kerja mau informasi peluang kerja boleh langsung datang ke kantor kami," ucap Totong. Menurut Totong, pada tahun lalu, pencari kerja di Kapuas Hulu sudah mencapai 547 orang, dan 225 orang sudah ditempatkan di perusahaan kayu dan perkebunan sawit.

"Awal tahun ini saja sudah ada 13 pencari kerja yang membuat kartu kuning. Rata-rata minat ke perusahaan kayu, jadi barang kali ada yang mau mencari informasi peluang kerja silakan datang, kami pasti membantu menyampaikan informasi," kata Totong.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement