Selasa 12 Jan 2021 13:20 WIB

Taiwan Berlakukan Paspor Baru untuk Kaburkan Nama China

Paspor baru memperbesar kata Taiwan dalam bahasa Inggris dan menghapus Republik China

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
 Seorang reporter menggunakan ponselnya untuk memotret fotokopi sampul paspor Taiwan (kiri) dan paspor Taiwan baru (kanan) di Taipei, Taiwan, 02 September 2020. Pada 02 September, Menteri Luar Negeri Joseph Wu mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan bahwa Taiwan akan mengubah sampul paspornya untuk mencegah orang Taiwan disalahartikan sebagai warga negara Tiongkok saat bepergian ke luar negeri. Sampul paspor Taiwan saat ini menunjukkan judul resmi Taiwan Republik Tiongkok
Foto: EPA-EFE/DAVID CHANG
Seorang reporter menggunakan ponselnya untuk memotret fotokopi sampul paspor Taiwan (kiri) dan paspor Taiwan baru (kanan) di Taipei, Taiwan, 02 September 2020. Pada 02 September, Menteri Luar Negeri Joseph Wu mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan bahwa Taiwan akan mengubah sampul paspornya untuk mencegah orang Taiwan disalahartikan sebagai warga negara Tiongkok saat bepergian ke luar negeri. Sampul paspor Taiwan saat ini menunjukkan judul resmi Taiwan Republik Tiongkok

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI - Taiwan meluncurkan paspor baru yang didesain ulang pada Senin (11/1). Paspor ini lebih menonjolkan nama pulau itu untuk menghindari kebingungan dengan China.

Paspor Taiwan mencantumkan nama resmi 'Republik China' dengan huruf besar dalam bahasa Inggris di bagian atas, sedangkan nama 'Taiwan' tercetak di bagian bawah. Menurut pemerintahan, hal tersebut membuat kebingungan warga internasional.

Baca Juga

Selama awal pandemi, Taiwan mengatakan beberapa warganya dibuat bingung dengan cap sebagai warga negara China. Label ini pun terkadang secara tidak adil membuat larangan masuk terkait Covid-19 yang sama berlaku pada warga Taiwan.

Paspor baru akhirnya memperbesar kata 'Taiwan' dalam bahasa Inggris dan menghapus 'Republik China'. Meskipun dihapus, nama resmi negara dalam bahasa China dan huruf Inggris kecil di sekitar lambang nasional tetap ada.

Direktur Jenderal Biro Urusan Konsuler, Phoebe Yeh, mengatakan pemerintah telah menerima lebih dari 700 aplikasi untuk paspor baru, dibandingkan dengan rata-rata harian biasanya 1.000. “Tujuannya untuk meningkatkan visibilitas Taiwan agar orang-orang kami tidak salah dikenali sebagai orang China saat bepergian ke luar negeri,” ujarnya.

Chen Li-ting, salah satu orang pertama yang mengajukan paspor baru, mengatakan perubahan itu fantastis. “Saya pikir itu akan terjadi cepat atau lambat. Artinya, cepat atau lambat kata Taiwan akan semakin banyak bermunculan. Dan di masa depan Republik China mungkin akan lenyap," ujarnya.

China mengatakan tidak peduli langkah kecil yang dilakukan Taiwan terhadap paspor baru itu. Perubahan itu dinilai tidak akan mengubah fakta bahwa Taiwan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari daratan China.

Beijing mengeklaim Taipei yang demokratis sebagai wilayah kedaulatannya dan hanya mereka yang memiliki hak untuk berbicara atas nama pulau itu secara internasional. Posisi kuat China atas Taiwan ini telah didorongnya dengan kuat selama pandemi, terutama di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement