Selasa 12 Jan 2021 09:53 WIB

3 Bahaya di Balik Kebiasaan Menggigit Es Batu

Banyak orang gemar menggigit es batu setelah minuman dinginnya habis.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Reiny Dwinanda
Minuman dingin. Terkadang, ketika minumannya sudah habis, orang tergerak untuk menggigit-gigit es batu yang tersisa di gelas.
Foto: Pixabay
Minuman dingin. Terkadang, ketika minumannya sudah habis, orang tergerak untuk menggigit-gigit es batu yang tersisa di gelas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak jarang orang menggigit-gigit es batu setelah segelas minuman kopi segarnya habis. Padahal, ini merupakan kebiasaan yang buruk karena dapat merusak gigi.

Seorang dokter gigi pendiri laman konsultasi gigi Ask The Dentist, Mark Burhenne, mengatakan, banyak pasien yang datang kepadanya menceritakan tentang kebiasaan buruk tersebut. Meskipun mengetahui itu tidak baik, namun mereka masih senang melakukannya.

Baca Juga

Mereka menyebutnya hal itu adalah rasa bersalah yang menyenangkan. Padahal, seperti mengunyah makanan keras apa pun, makan es membuat gigi Anda rentan terhadap kerusakan.

Meskipun kebiasaan itu menyegarkan, ada tiga alasan utama mengapa pengunyah es harus mempertimbangkan untuk berhenti, seperti yang dilansir laman Insider.

1. Merusak enamel gigi

Setiap kali kita mengunyah es, hal itu berisiko merusak atau melemahkan email gigi, yaitu lapisan pelindung yang keras yang melindungi bagian dalam gigi yang halus.

"Jika enamel gigi rusak, gigi dan seluruh kebersihan mulut, termasuk gusi, akan rentan dan bahkan rentan terhadap lebih banyak infeksi bakteri dan penyakit," ujar dokter gigi dari Yazdani Family Dentistry, Shahrooz Yazdani.

American Dental Association menjelaskan, ketika kita memaksa dua permukaan yang sangat keras beradu, salah satunya akan patah. Sering kali, yang kalah adalah es batu, tetapi kadang-kadang justru gigi yang menanggung beban kerusakan.

2. Email gigi terkelupas

Menurut Profesor Kedokteran Gigi di Columbia University Medical Center, John Grbic, DMD, selain melemahnya email gigi, selalu ada kemungkinan gigi patah.

"Ini tidak biasa. Setiap pekan kami melihat setidaknya satu pasien yang mengalami patah gigi karena mereka makan biji berondong jagung yang belum mengembang, permen keras, atau es,” jelas dia.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement