Selasa 12 Jan 2021 06:34 WIB

Putin Pertemukan Presiden Azerbaijan dan PM Armenia

Putin menilai perjanjian di Nagorno Karabakh telah berhasil dilaksanakan.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Pasukan Azerbaijan berjaga di wilayah Nagorno-Karabakh
Foto: Anadolu Agency
Pasukan Azerbaijan berjaga di wilayah Nagorno-Karabakh

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia, Vladimir Putin, menjamu tamu dari Armenia dan Azerbaijan pada Senin (11/1). Peristiwa ini menjadi pertemuan pertama mereka sejak gencatan senjata yang ditengahi Moskow mengakhiri enam minggu perebutan Nagorno-Karabakh.

Putin melakukan pembicaraan di Kremlin dengan Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, dan Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan. Dia mengatakan bahwa perjanjian perdamaian telah berhasil dilaksanakan.  "Menciptakan dasar yang diperlukan untuk penyelesaian jangka panjang dan format penuh atas konflik yang lama," ujar Putin.

Kesepakatan damai 10 November mengakhiri 44 hari permusuhan kedua negara bertentangan itu. Tentara Azerbaijan berhasil memukul mundur pasukan Armenia dan merebut kembali kendali atas sebagian besar Nagorno-Karabakh dan daerah sekitarnya.

Nagorno-Karabakh terletak di Azerbaijan tetapi telah berada di bawah kendali pasukan etnis Armenia yang didukung oleh Armenia sejak perang separatis  berakhir pada 1994. Perang itu membuat Nagorno-Karabakh dan wilayah sekitarnya yang substansial berada di tangan Armenia.

Permusuhan berkobar pada akhir September dan militer Azerbaijan mendorong jauh ke Nagorno-Karabakh. Sekitar enam minggu pertempuran yang melibatkan artileri berat dan drone yang menewaskan lebih dari 6.000 orang di kedua sisi terjadi.

Dengan terbentuknya kesepakatan damai, Rusia telah mengerahkan sekitar 2.000 penjaga perdamaian ke Nagorno-Karabakh setidaknya selama lima tahun. Kesepakatan damai dirayakan di Azerbaijan sebagai kemenangan besar, tetapi memicu kemarahan dan protes massa di Armenia.

Warga Armenia menuntut pengunduran diri Pashinyan. Namun, perdana menteri membela kesepakatan itu sebagai langkah yang menyakitkan tetapi perlu untuk mencegah Azerbaijan menguasai seluruh wilayah Nagorno-Karabakh.

Azerbaijan dan sekutunya Turki telah menutup perbatasan mereka dengan Armenia sejak konflik Nagorno-Karabakh meletus, blokade yang telah melemahkan ekonomi negara yang terkurung daratan itu. Kesepakatan perdamaian yang ditengahi Rusia membayangkan pembukaan kembali rute transportasi, termasuk koridor yang menghubungkan Azerbaijan dan eksklave Nakhchivan, berbatasan dengan Armenia, Turki,dan Iran.

Putin menegaskan bahwa pejabat senior dari Armenia, Azerbaijan, dan Rusia akan membentuk kelompok kerja. Tim ini akan membahas langkah lebih lanjut untuk memulihkan hubungan lalu lintas di wilayah tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement