Senin 11 Jan 2021 20:58 WIB

Disdik Pesisir Barat Sambut Baik Pendampingan Psikososial

Program itu diharapkan dilaksanakan tidak hanya di 5 sekolah sasaran.

Tim Yayasan Khazanah Iman Ilmu Amal berkoordinasi dengan Kabid Dikdas Kabupaten Pesisir Barat Lampung.
Foto: Dok Khazanah Iman Ilmu Amal
Tim Yayasan Khazanah Iman Ilmu Amal berkoordinasi dengan Kabid Dikdas Kabupaten Pesisir Barat Lampung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Yayasan Khazanah Iman Ilmu Amal melaksanakan  kegiatan program kejar mutu pendidikan SD dan pendampingan psikososial di Kabupaten Pesisir Barat, Provini Lampung, November hingga Desember 2020. Kegiatan itu merupakan program dari Direktorat Sekolah Dasar Kemdikbud.

Salah satu bagian dari kegiatan itu adalah  koordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Pesisir Barat Lampung yang dilaksanakan pada tanggal 30 November 2020 bertempat di Kantor Kabid Dikdas,  Krui, akhir November 2020.  Hadir dalam kegiatan tersebut: Erik Putra AR SPd (kabid Dikdas Disdik Kabupaten  Peisisir Barat lampung),  Supriyadi Winata (kepala Seksi Pendidikan Dasar Disdik Kab Pesisir Barat), dan  Irpan Hilmi (ketua Yayasan Khazanah Iman Ilmu Amal)  sebagai leader dari kegiatan ini. Ia  didampingi  tim leader, yakni Saepullah, Encep Ade,  dan  Ahmad Vebrizal. Juga hadir fasilitator lokal yang akan mendampingi tim leeader dalam melaksanakan kegiatan ini.

Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Kabid Dikdas) Dinas Pendidikan Kab Pesisir Barat Lampung, Erik Putra berterima kasih kepada Direktorat Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud-RI), atas perhatiannya berupa pelaksanaan pelaksanaan kegiatan kejar mutu pendidikan melalui pendampingan psikososial dan aplikasi modul pembelajaran selama masa pandemi Covid-19 kepada Sekolah Dasar di Lingkungan Dinas Pendidikan Kab. Pesisir Barat yang merupakan wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar). 

“Dinas pendidikan kabupaten pesisir Barat menyambut baik atar program ini. Semoga kegiatan yang diselenggarakan berjalan dengan baik, sesuai harapan dan tujuan yang telah ditetapkan oleh direktorat yaitu terjadinya peningkatan efektifitas pembelajaran selama masa pandemi, baik berupa pembelajaran dalam jaringan (daring) atau pembelajaran luar jaringan (luring) ataupun keduanya,” kata Erik seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Ahad (10/1).

Erik menyatakan sekolah-sekolah Dasar di Lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten  Pesisir Barat memang kondisinya tidak sebaik di Sekolah-sekolah dasar yang berada di Jakarta atau kota-kota besar lainnya di Indonesia. Hal itu ditandai dengan keterbatasan fasilitas, keterbatasan akses, media alat pembelajaran, termasuk sinyal internet.  belum lagi kendala lain seperti orang tua siswa belum memiliki hand phone pintar, orangtua tua belum bisa  terlibat active dalam proses pembelajaran selama Covid-19, siswa belum terbiasa melakukan pembelajan mandiri. Itu semua menjadi faktor penyebab belum efektifnya pembelajaran selama 8-9 bulan terakhir ini.

“Dengan adanya program dari direktorat pendidikan dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini kami berharap, ada manfaat yang dapat diambil. Hal baik yang bisa dipelajari oleh teman-teman tim fasilitator lokal untuk diaplikasikan di lingkungan dias pendidikan Kabupaten Pesisir Barat Lampung,” tutu Erik.

Selain itu, berharap kepala sekolah dan guru mendapatkan ilmu baru, metode dan strategi  baru dalam menyampaikan materi pembelajran kepada anak-anak atau siswa di sekolah masing-masing. “Tentunya kami bersyukur jika kepala sekolah dan guru yang ikut program ini menyampaikannya juga kepada kepala  sekolah dan guru lain yang lebih luas terutama di lingkungan Dinas Pendidikan Kab Pesisir Barat Lampung,” paparnya.

Selain kepala sekolah dan guru, Erik pun berharap orang tua siswa dapat memiliki pengalaman dan ilmu baru agar mereka dapat berpartisipasi aktif  dalam proses pembelajaran selama masa pandemi  atau bahkan setelah pandemic berakhir. Karena,  pada hakikatnya orangtua adalah guru pertama dan utama di rumah.

Selama ini, kata dia,  masih banyak orang tua belum bisa  terlibat dalam proses pembelajaran karena mereka menganggap bahwa pendidikan untuk putera puterinya merupakan tanggung jawab lembaga pendidikan, tugas bapak-ibu guru di sekolah.

“Sekarang dengan adanya kegiatan ini, mudah-mudahan orangtua memiliki bekal untuk dapat mendampingi putera-puterinya belajar di rumah masing-masing.  Tentunya didampingi oleh guru dari sekolah masing-masing agar pembelajaran tetap berjalan sesuai dengan materi dan kurikulum yang telah disepakati,” ujar Erik.

Menurut Erik, program ini sebaiknya dilakukan kepada seluruh sekolah dasar (SD)  di Kabupaten Pesisir Barat Lampung,  bukan hanya di lima  sekolah sasaran. “Sebab,  sebagian besar SD  di Kabupaten  Pesisir Barat masih perlu peningkatan layanan, sumber daya bahkan fasilitas pembelajaran lain agar proses pembelajaran berjalan sebagaimana yang diharapkan,” kata Erik Putra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement