Selasa 12 Jan 2021 00:52 WIB

Vaksin Pfizer-BioNTech Bisa Dimodifikasi Lawan Corona Baru

Ugur Sahin mengatakan vaksinnya bisa dimodifikasi dalam enam minggu

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Gita Amanda
 Seorang petugas kesehatan memegang botol vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19 saat dicairkan di laboratorium rumah sakit, (ilustrasi).
Foto: AP/Frederic Sierakowski/Pool Isopix
Seorang petugas kesehatan memegang botol vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19 saat dicairkan di laboratorium rumah sakit, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,  SINGAPURA -- Vaksin Covid-19 Pfizer dan BioNTech, yang saat ini digunakan di Singapura dapat dengan cepat dimodifikasi, jika virus bermutasi. Kepala Strategi dan Direktur Pelaksana BioNTech Ryan Richardson menjelaskan studi pendahuluan menunjukkan bahwa suntikan vaksin diperkirakan efektif melawan jenis virus corona yang lebih menular, yang muncul di Inggris dan Afrika Selatan.

“Teknologi ini sangat cocok untuk modifikasi cepat,” kata Richardson dilansir The Straits Times, Senin (11/1).

Baca Juga

Dalam beberapa minggu, dia mengatakan perusahaan mampu memproduksi varian vaksin baru yang berpotensi mengatasi strain baru itu. Salah satu pendiri BioNTech, Ugur Sahin juga mengatakan bahwa vaksinnya itu dapat dimodifikasi dalam enam minggu.

Mutasi pada virus mengacu pada perubahan acak dalam urutan genetiknya. Perubahan itu dapat diperkenalkan saat virus bereplikasi, mirip dengan bagaimana kesalahan ketik diperkenalkan saat teks disalin dan ditempel.

Vaksin Messenger RNA seperti yang dikembangkan oleh Pfizer-BioNTech dan Moderna, melibatkan penyuntikan potongan rangkaian genetik virus ke dalam tubuh untuk memicu respons imun. “Pada prinsipnya, kami dapat langsung mulai merekayasa vaksin yang sepenuhnya meniru mutasi baru ini, kami dapat memberikan vaksin baru dalam enam minggu,” ujar dokter Sahin pada bulan lalu.

Mereka menjamin hal iti ketika negara-negara lain tengah berjuang untuk menahan wabah dari jenis virus corona yang lebih menular, yang muncul di Afrika Selatan dan Inggris. Menurut studi pendahuluan oleh Pfizer dan University of Texas Medical Branch yang diterbitkan di situs pra-cetak bioRxiv, vaksin tersebut tampaknya efektif melawan keduanya virus. Richardson mengatakan bahwa ada risiko varian baru yang menantang keefektifan vaksin, tetapi hal itu perlu dipantau secara terus menerus.

"(Mengadaptasi vaksin) adalah sesuatu yang dalam jangka panjang akan menjadi bagian penting untuk tetap berada di atas Covid-19 dan memastikan bahwa mutasi tidak mengalahkan kita,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement