Senin 11 Jan 2021 13:28 WIB

Presiden Korsel Sebut akan Lakukan Upaya Terakhir ke Korut

Presiden Korsel Moon Jae-in berkomitmen tetap membuka kerja sama dengan Korut

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in. Ilustrasi.
Foto: AP/Kim Ju-sung/Yonhap
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in pada Senin mengatakan dia tetap berkomitmen untuk terlibat dengan Korea Utara dan melakukan upaya 'terakhir' untuk terobosan dalam pembicaraan dengan Korea Utara (Korut).

Moon menyebut kerja sama dalam penanganan berbagai masalah, seperti langkah tanggapan anti epidemi, dapat membantu mengarah pada terobosan dalam pembicaraan dengan Korea Utara yang macet di tahun-tahun terakhir masa jabatannya.

Baca Juga

"Kami akan memperkuat aliansi dengan Amerika Serikat yang sejalan dengan pelantikan pemerintahan Biden, sambil melakukan upaya terakhir untuk terobosan besar dalam pembicaraan yang buntu Korea Utara-AS dan antar-Korea," kata Moon.

Seoul akan melakukan upaya untuk memulai pembicaraan antara Amerika Serikat dan Korea Utara ketika Presiden AS terpilih Joe Biden bersiap untuk menjabat. Demikian kata Moon dalam pidato tahunannya untuk menyambut Tahun Baru.

"Dialog dan kemakmuran bersama merupakan pendorong utama proses perdamaian di Semenanjung Korea. Keinginan kami untuk bertemu kapan saja, di mana saja, dan keinginan untuk berbicara ... tetap tidak berubah," katanya.

Moon, yang masa jabatannya sebagai Presiden Korsel berakhir pada 2022, telah menjadikan hubungan dengan Korea Utara sebagai salah satu tujuan khas masa pemerintahannya. Dia mengatakan akan bekerja sama erat dengan pemerintahan Biden.

Pembicaraan yang bertujuan untuk meyakinkan Korea Utara agar menyerahkan senjata nuklirnya dan meningkatkan hubungan dengan Amerika Serikat dan Korea Selatan terhenti. Pyongyang menuduh Seoul dan Washington mempertahankan kebijakan-kebijakan yang bersifat bermusuhan.

Korea Utara telah mengadakan kongres partai yang sedang berlangsung, di mana pemimpin Kim Jong Un membahas seruan untuk mengembangkan senjata nuklir yang lebih maju dan merevitalisasi ekonomi negara itu. Selama akhir pekan, Kim Jong Un mengecam Korea Selatan karena menawarkan kerja sama pada "urusan-urusan tidak penting" seperti penanganan wabah virus corona, bantuan kemanusiaan, dan pariwisata.

Kim mengatakan hubungan antar-Korea dapat dipulihkan jika Korsel mengubah sikapnya dan menghentikan tindakan seperti membeli senjata baru dan melakukan latihan militer dengan Amerika Serikat. Akan tetapi pada Oktober, Kim mengatakan dia berharap kedua Korea dapat berdamai setelah pandemi berakhir.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement