Ahad 10 Jan 2021 17:20 WIB

Merapi Kembali Muntahkan Lava Pijar

Status aktivitas Gunung Merapi masih siaga atau level III. Dapat berubah setiap saat.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yudha Manggala P Putra
 Dalam foto yang diambil dengan kecepatan rana lambat ini, lahar panas mengalir turun dari kawah Gunung Merapi seiring aktivitasnya berlanjut sejak otoritas geologi setempat menaikkan tingkat kewaspadaan gunung berapi tersebut ke level tertinggi kedua pada bulan November, di Sleman, Indonesia, Sabtu pagi. , 9 Januari 2021.
Foto: AP Photo/Taufiq Rozzaq
Dalam foto yang diambil dengan kecepatan rana lambat ini, lahar panas mengalir turun dari kawah Gunung Merapi seiring aktivitasnya berlanjut sejak otoritas geologi setempat menaikkan tingkat kewaspadaan gunung berapi tersebut ke level tertinggi kedua pada bulan November, di Sleman, Indonesia, Sabtu pagi. , 9 Januari 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Aktivitas Gunung Merapi terus meningkat. Pada periode pengamatan 10 Januari 2021 sepanjang 06.00-12.00 saja, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat tiga kali guguran lava pijar.

Data seismik menunjukkan guguran-guguran lava memiliki jarak luncur maksimum 400 meter ke arah hulu Kali Krasak. Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tebal dan tinggi 100 meter di atas puncak kawah Gunung Merapi.

Lalu, ada 43 gempa guguran, 8 gempa hembusan, 48 gempa fase banyak, 11 gempa vulkanik dangkal dan 2 gempa tektonik jauh. Suhu 19,5-28,5 derajat celcius, kelembaban 67-80 persen dan tekanan udara 653,2-686,8 milimeter merkuri.

Sejak 12.44 sekitar puncak terpantau hujan intensitas 29 milimeter, yang masih berlangsung sampai Ahad (10/1) sore. Karenanya, BPPTKG mengingatkan masyarakat yang beraktivitas sekitar sungai berhulu Merapi agar tingkatkan kewaspadaan.

Kepala BPPTKG, Hanik Humaida mengatakan, sampai saat ini status aktivitas Gunung Merapi masih siaga atau level III. Karenanya, penambangan di alur sungai-sungai berhulu di Merapi dalam KRB III direkomendasikan dihentikan.

"Pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III Merapi, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Merapi," kata Hanik, Ahad (10/1).

Ia turut meminta Pemkab Sleman, Magelang, Boyolali dan Klaten agar persiapkan segala sesuatu yang terkait upaya-upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi. Yang mana, Hanik menekankan, bisa terjadi setiap saat.

"Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali," ujar Hanik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement