Ahad 10 Jan 2021 16:46 WIB

Amankah Penerbangan Indonesia?

Indonesia menempati posisi ke-58 di dunia dari 192 negara anggota ICAO.

Personel TNI AL dan polisi membawa terpal berisi puing-puing yang ditemukan dari perairan lepas Pulau Jawa di sekitar tempat sebuah jet penumpang Sriwijaya Air jatuh, di Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Indonesia, Minggu, 10 Januari 2021. Penyelam Indonesia pada hari Minggu menemukan beberapa bagian dari bangkai pesawat Boeing 737-500 di Laut Jawa, sehari setelah pesawat yang membawa puluhan orang itu jatuh tak lama setelah lepas landas dari Jakarta.
Foto: AP Photo/Tatan Syuflana
Personel TNI AL dan polisi membawa terpal berisi puing-puing yang ditemukan dari perairan lepas Pulau Jawa di sekitar tempat sebuah jet penumpang Sriwijaya Air jatuh, di Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Indonesia, Minggu, 10 Januari 2021. Penyelam Indonesia pada hari Minggu menemukan beberapa bagian dari bangkai pesawat Boeing 737-500 di Laut Jawa, sehari setelah pesawat yang membawa puluhan orang itu jatuh tak lama setelah lepas landas dari Jakarta.

Oleh : Reiny Dwinanda*

REPUBLIKA.CO.ID, Innalillahi wa innailaihi rojiun...Kabar duka yang begitu menyentak datang pada Sabtu sore.

Percakapan dan perdebatan soal Covid-19 dan vaksinnya di grup-grup Whatsapp mendadak reda. Pembahasan soal pembaruan aturan privasi Whatsapp juga sontak terhenti.

Baca Juga

Berita mengenai hilangnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dari radar bertubi-tubi masuk ke semua grup. Rata-rata menyebarkan informasi yang sama, yakni video Flight Radar dan laporan kepada Dirnavpen.

Berikutnya, dokumen PDF manifest SJ 182 dan foto-foto tim SAR dengan temuan serpihan pesawat beredar luas. Satu per satu identitas korban kemudian terbuka, mulai dari pekerjaan, foto diri/keluarga, hingga cerita personal yang dimiliki terkait korban.

Perbincangan soal dugaan penyebab kecelakaan juga mencuat. Ada yang menuding, ini mungkin gara-gara perawatan pesawat tak berjalan sejak pandemi melumpuhkan dunia penerbangan. Banyak juga yang meyakini faktor cuaca menjadi pemicu petaka.

Sejauh ini, kita hanya tahu 62 orang hilang dalam insiden memilukan tersebut. Lebih rincinya, ada 12 kru serta 50 penumpang yang terdiri dari 43 dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi di atas pesawat Boeing 737-500 itu.

Kecelakaan itu juga mengingatkan masyarakat akan insiden 28 Oktober 2018, saat Boeing 737 Max 8 milik Lion Air PK-LQP bernomor JT 610 yang terbang dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Depati Amir, Pangkalpinang. Pesawat mengangkut 181 penumpang dan 7 kru.

Seberapa aman sebetulnya penerbangan di Indonesia? Berdasarkan audit Council President Certificate (CPC) oleh International Civil Aviation Organization (ICAO), Indonesia menempati posisi ke-58 di dunia dari 192 negara anggota ICAO. Saat itu, Indonesia melompat 94 peringkat dari hasil audit sebelumnya, yaitu di posisi 152 dalam keselamatan penerbangan pada 2018.

Posisi tersebut membuat Indonesia masuk ke peringkat 10 negara di kawasan Asia Pasifik dari 39 negara yang masuk dalam akreditasi Kantor Regional ICAO di Bangkok. Secara umum, pesawat terbang memang dianggap sebagai moda transportasi paling aman dan lebih sedikit mengalami kecelakaan daripada moda transportasi lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement