Ahad 10 Jan 2021 07:04 WIB

Situs Web Pemkot Seoul Picu Kemarahan Publik, Ada Apa?

Situs web dianggap seksis terhadap perempuan hamil.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Dwi Murdaningsih
Suami menemani istri melahirkan/ilustrasi
Foto: parentdish.co.uk
Suami menemani istri melahirkan/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Sebuah situs web yang dijalankan oleh pemerintah kota (Pemkot) Seoul telah memicu kemarahan. Alasannya situs itu menasihati wanita hamil untuk memastikan suami mereka memiliki cukup pakaian dalam yang bersih dan makanan untuk dimakan saat mereka dirawat di rumah sakit untuk melahirkan.

Komentar tersebut baru-baru ini ditemukan dan dibagikan di media sosial, meskipun telah diposting di situs web sejak diluncurkan pada Juni 2019

Baca Juga

"Selama tiga atau tujuh hari Anda diperkirakan akan dirawat di rumah sakit, siapkan pakaian dalam, kaos kaki, kemeja, sapu tangan dan pakaian luar untuk suami dan anak Anda dan simpan dengan rapi di laci," kata situs web yang dimaksud dilansir dari kantor berita Yonhap pada Sabtu (9/1).

Situs itu sebenarnya berfungsi sebagai pusat informasi untuk kehamilan dan persalinan. Situs tersebut digunakan Pemkot Seoul untuk memberi masukan pada saat kehamilan beserta situasi selama proses itu.

"Buang makanan basi di lemari es dan buat tiga atau empat lauk yang disukai keluarga. Jika Anda menyiapkan beberapa jenis makanan instan, seperti kari, jjajang (saus kacang hitam) dan sup, suami Anda yang pandai memasak akan dapat menikmatinya dengan nyaman," lanjut situs web itu.

Menurut laporan, situs tersebut kemudian menasihati Jika perempuan hamil tidak menunda pekerjaan rumah, seperti membersihkan dan mencuci piring, dan melakukannya kapan pun diperlukan, Anda akan dapat mengontrol berat badan tanpa melakukan olahraga tambahan khusus. Postingan tersebut dihapus setelah situs itu membuat kehebohan di dunia maya.

Pemkot Seoul mengatakan mengambil postingan langsung dari situs web serupa yang dijalankan oleh Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan ketika meluncurkan situsnya sendiri. Kementerian tersebut telah menghapus kalimat yang dianggap bias genser sebelum insiden baru-baru ini. Dilaporkan bahwa warganet menolak keras saran tersebut. Mereka terkejut dengan persepsi "seksis" pemerintah kota.

"Apakah mereka masih menganggap wanita yang sudah menikah sebagai pembantu rumah tangga suami mereka?" satu orang menulis.

Orang lain menambahkan: "Sulit bahkan untuk bernapas menjelang akhir kehamilan, dan mereka mengharapkan kita menyiapkan pakaian dalam dan makanan untuk suami kita?".

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement