Ahad 10 Jan 2021 06:20 WIB
Cerita di Balik Berita

Jadi Tamu Agung di Lapas Cipinang, Bongkar Jual Beli Narkoba

Menteri Yusril Ihza Mahendra emosi, dan minta lapas dibersihkan dari narkoba.

Wartawan senior Republika, Selamat Ginting.
Foto:

Saya minta tiga orang narapidana kriminal yang paling ganas, paling lama, dan yang akan segera bebas dihadirkan untuk saya wawancarai. Saat wawancarai tiga orang tersebut, tak terasa matahari sudah di atas kepala.

Saya lihat jam tangan sudah masuk waktu besuk. Saya tetap harus jadi pusat perhatian, termasuk perhatian di CCTV. Sementara di tempat yang sama, empat anggota tim investigasi masuk lapas dengan pura-pura besuk beberapa narapidana. Mereka hanya di ruang besuk, tidak bisa masuk seperti saya.

Nama-nama narapidana sudah saya setor saat pagi hari saat melihat daftar nama. Ada juga yang berjaga di luar untuk antisipasi situasi terburuk. Saya bermanuver untuk menjadi pusat perhatian, sementara empat anggota bermanuver mencari celah tempat transaksi penjualan narkoba yang ada di blok tertentu.

Waktunya sempit, hanya satu jam. Transaksi di tempat besuk. Saya yakin mereka bisa tembus dan berhasil mendapatkan narkoba. Trik-trik itu sudah kami bahas pada malam sebelum operasi investigasi. Sore hari, sekitar pukul 17.00, saya pamit meninggalkan lapas. Saya tidak lihat ada tanda-tanda mencurigakan bahwa lapas sudah menjadi sasaran investigative reporting.

Sebelum meninggalkan lapas, saya sengaja kontak Dirjen Pemasyarakatan Kemenkumhan dengan menghidupkan speaker agar Kepala Lapas Cipinang dan petugas mengetahui. Sebagai tamu agung, saya pun pamit dengan senyum kemenangan.

Saya segera menuju kantor naik taksi menuju Jalan Kedoya, Jakarta Barat, kantor Media Group. Langsung menemui empat personel investigator. Bagaimana dapat barang itu? Sambil tertawa-tawa mereka perlihatkan heroin dua kantong kecil seperti kantong plastik obat dari apotek. Barang bukti itu kami foto dan serahkan ke sekretaris redaksi, sekalian minta ganti biaya pembelian barang haram.

Saat hasil liputan kami terbitkan di Media Indonesia, gegerlah seisi Kemenkumhan. Menteri Yusril Ihza Mahendara emosi. Dia minta lapas dibersihkan dari jual beli narkoba. Keesokannya dilakukan inspeksi mendadak (sidak). Beberapa orang harus dicopot dan entah hukuman apalagi yang diberikan, tapi kami tidak peduli.

Sukses dan padu dengan tim yang kompak dan bernyali. Tidak mudah membangun tim investigasi. Belakangan, beberapa anak buah saya malah ditarik ke Metro TV untuk tim Metro Realitas. Saya kurang setuju sebenarnya. Mereka maunya yang sudah jadi, tidak mau mendidik wartawan investigasi sejak awal.

Belakangan, saya pun digeser untuk memperkuat tim hukum dan kriminal. Di situ saya kembali bekerja sendiri untuk beberapa investigasi yang mengasyikkan.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement