Ahad 10 Jan 2021 02:09 WIB

RS Mayapada Bantah Dokter Sebut Galon Guna Ulang Berbahaya

Jubir RS Mayapada menyebut dokter hanya presentasikan bahaya BPA bagi janin

Air minum dalam kemasan galon.
Foto: Istimewa
Air minum dalam kemasan galon.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah Sakit Mayapada Kuningan Jakarta membantah bahwa dokter-dokternya pernah menyampaikan ke publik terkait kemasan makanan dan minuman atau galon yang mengandung Bisphenol A (BPA) sangat berbahaya jika isinya dikonsumsi setiap hari dalam jangka waktu lama.

Hal itu disampaikan Bagian Media dan Komunikasi Rumah Sakit Mayapada, Dewi sekaligus juru bicara para dokter yang diisukan sebagai penyampai galon guna ulang berbahaya berdasarkan siaran pers yang diterima.

"Semua yang ditulis di PPT (bahan materi webinar) dan perkataan yang keluar dari dokter kami sudah sesuai kaidah dan tidak pernah menyinggung soal galon guna ulang. Saya juga hadir dalam webinar itu untuk mendampingi dua dokter Mayapada yang menjadi pembicara saat itu. Jadi saya juga mendengarnya," ujarnya.

Dia mengakui dua dokter RS Mayapada hanya memaparkan bahaya dari kandungan BPA apabila terpapar kepada janin dan anak."Jadi sama sekali tidak menyinggung mengenai galon guna ulang. Kalau untuk pakar plastik galon-galonan, itu bukan kapasitas dari kami untuk menyampaikan. Di webinar itu dokter hanya memaparkan dampak BPA ke kesehatan atau tumbuh kembang anak dan janin," ucapnya.

Dia juga mengatakan bahwa dalam siaran pers yang dibuat penyelenggara webinar sama sekali tidak menyebut soal galon. Saat itu, kata Dewi, dr Daulika Yusna, SpA selaku Dokter Spesialis Anak Neonatologist mengatakan bagi para ibu yang memiliki anak balita, disarankan sebaiknya mulai selektif memilih kemasan makanan dan minuman terutama untuk anak-anak.

Sedangkan, dr Darrell Fernando, SpOG selaku Dokter Spesialis Kandungan menambahkan meski konsumsi BPA dalam dosis tertentu masih aman, namun ada baiknya menghindari bahan-bahan yang mengandung BPA.

"Dokter Darrel menyampaikan dalam kehamilan, BPA dapat menyebabkan berbagai komplikasi kehamilan dan gangguan pertumbuhan janin. Tak hanya itu, paparan BPA sejak dalam kandungan dikhawatirkan memiliki dampak jangka panjang terhadap perkembangan anak," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement