Sabtu 09 Jan 2021 21:54 WIB

IHSG Diproyeksi Membaik, Ini Saran Untuk Investor di 2021

Dari eksternal, kemenangan Joe Biden dan indikator FRAOIS membawa optimisme di pasar.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Karyawan melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi). PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) memproyeksikan kondisi IHSG 2021 tak akan seburuk pada Maret-April 2020.
Foto: Antara/Reno Esnir
Karyawan melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta (ilustrasi). PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) memproyeksikan kondisi IHSG 2021 tak akan seburuk pada Maret-April 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) memproyeksikan kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 2021 tak akan seburuk kondisi IHSG pada Maret-April 2020. Pada periode tahun lalu tersebut, IHSG sempat menyentuh level terendah 3.937. 

Kepala Makroekonomi dan Direktur Strategi Investasi Bahana TCW, Budi Hikmat mengatakan, ada tiga indikator utama yang perlu dicermati investor dalam memasang strategi investasi di pasar finansial Indonesia pada 2021. 

Baca Juga

Pertama, rotasi kelas aset yang relatif positif ke negara berkembang atas kemenangan Joe Biden sebagai Presiden AS yang baru. Biden dipercaya akan menormalisasi pengelolaan ekonomi yang lebih fokus pada penguatan infrastruktur, menekan ketimpangan kemakmuran, dan kelestarian lingkungan hidup. 

Biden diharapkan juga memperbaiki hubungan internasional terutama dengan para sekutu tradisional untuk lebih efektif menghadapi pertarungan hegemoni terhadap China. 

"Ringkasnya, kemenangan Biden diyakini mengurangi daya tarik bursa saham negara maju yang selama 10 tahun terakhir menikmati outperformance terhadap negara berkembang," kata Budi melalui siaran pers, Sabtu (9/1).

Selanjutnya, indikator dini yang paling penting untuk diperhatikan adalah FRAOIS. Indikator ini mengukur tingkat ketidakpercayaan (distrust) sesama bank komersial di Amerika Serikat (AS). 

FRAOIS adalah spread antara bunga yang ditetapkan bank komersial satu sama lain terhadap bunga overnight the Fed. Terlihat indikator FRAOIS ini sudah turun bahkan lebih rendah dari posisi awal 2020. 

"Inilah yang melandasi optimisme kami keadaan sudah lebih baik. Gejolak turun naik harga saham hanya mengalami volatilitas akibat aksi ambil untung sejumlah investor tanpa mengarah kepada situasi seperti Maret 2020," tutur Budi.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement