Sabtu 09 Jan 2021 11:32 WIB

Pemulung yang Ditemukan Risma Bekerja di Grand Kamala Lagoon

Mereka bekerja di taman dan building management apartement dengan gaji Rp 4,78 juta.

Rep: Uji Sukma Medianti/ Red: Erik Purnama Putra
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini.
Foto: Antara/Galih Pradipta
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI — Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini didampingi Dirjen Rehabilitasi Sosial Kemensos, Harry Hikmat mengantar langsung lima orang pemulung yang ditempatkan di Balai Rehabilitasi Sosial Eks Gelandangan dan Pemulung (BRSEGP) Kota Bekasi. Mereka yang terciduk risma sebagai tunawisma di Jakarta dipekerjakan anak perusahaan BUMN di Grand Kamala Lagoon, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi.

Grand Kamala Lagoon merupakan kawasan bisnis yang dikembangkan oleh PT PP Properti Tbk yang bergerak di bidang properti. Direktur Operasional PP Properti, Rudy Harsono, menuturkan, pihaknya siap mempekerjakan para pemulung di berbagai divisi. Mereka bisa bekerja di taman dan building management apartement.

“Kami membutuhkan tenaga-tenaga untuk bisa penambahan gardening dan taman-taman kami di kawasan besar ini. Bisa juga nanti kita juga butuh untuk building management yang di apartemen, sebagai monitoring kontak listrik, cleaning service, jadi kita akan menyesuaikan,” kata Rudy kepada wartawan di Kota Bekasi, Jumat (8/1).

Rudy mengatakan, mereka akan dibayar dengan gaji sesuai upah minimum kota (UMK) Bekasi, yakni sebesar Rp 4.782.935 per bulan. "Sesuai dengan UMK ya. Kami ikuti standar UMK yang ada di Bekasi,” tuturnya.

Terkait dengan penyaluran pekerjaan buat pemulung, pihaknya mengaku, memang sedang  membutuhkan tenaga tambahan. Kemudian, ia mendapatkan informasi dari Kementerian Sosial (Kemensos) bahwa ada warga binaan dan diminta untuk memfasilitasi.

“Sekarang kami butuh tenaga dan diinfokan dari kementerian ada binaan yang diminta untuk diakomodasi, selama kita bisa membantu, kami akan mengakomodasi apa yang jadi program kementerian,” terang Rudy.

Tri Rismaharini mengatakan, apa yang dilakukan merupakan wujud tanggung jawabnya sebagai manusia. “Jadi, tolong mbak, apa ndak bisa kita melihat bahwa kita manusia. Saya manusia apa kalau saya diam saja melihat warga terlantar. Gak usah lihat saya sebagai Mensos, tapi sebagai manusia yang punya tanggung jawab kepada Tuhan,” ujarnya.

BACA JUGA: Kontak Terakhir Sriwijaya Air Tujuan Jakarta-Pontianak Pukul 14.40 WIB

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement