Sabtu 09 Jan 2021 11:21 WIB

Anies Beberkan Data-Data Kasus Covid-19 di Jakarta

Tingkat kematian Covid-19 di Jakarta adalah 1,7 persen, karena testing yang tinggi.

Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menunjukkan plakat penghargaan yang diterima.
Foto: @anisbaswedan
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menunjukkan plakat penghargaan yang diterima.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan membeberkan data terkini terkait penyebaran Covid-19 di Ibu Kota. Dia juga memaparkan gambaran penanganan pandemi Covid-19 ke depan.

"Mengendalikan wabah harus kita kerjakan sama-sama. Dna ketika kita mengerjakan, kita semua harus tahu sebenarnya situasinya seperti apa?" ucap Anies di dampingi Wakil Gubernur Ahmad Riza Patria dalam konferensi pers di Balai Kota DKI secara virtual, Sabtu (9/1).

Menurut Anies, semua pihak harus sama-sama paham kondisi ketika mengambil langkah menangani pandemi Covid-19. Sehingga ketika semua langkah dijalankan, sambung dia, pemerintah tahu persis apa yang dicapai. "Insya Allah nanti kita akan bisa capai bersama-sama," kata Anies.

Anies mengungkapkan, kondisi Covid-19 di Jakarta merujuk data pada Kamis (7/1). Dia menyebut, data testing mencapai 13.121 orang.  "13 ribu ini dari porsi seluruh Indonesia, seluruh Indonesia dilakukan testing 44 ribu (orang), jadi yang diselenggarakan di Jakarta ada 29 persen dari keseluruhan testing (di Indonesia)," kata Anies.

Dia melanjutkan, untuk jumlah orang dites selema sepekan,

JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta merasa penting menyampaikan jumlah tes usap yang melebihi standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Gubernur DKI Anies Rasyid Baswedan mengatakan, minimal tes usap yang diwajibkan WHO adalah 1.000 tes per satu juta penduduk selama sepekan.

Sehingga untuk Jakarta, targetnya adalah 10.600 tes per orang selama sepekan. Adapun jumlah tes usap selama sepekan mencapai 93.051 orang.

Menurut Anies, pihaknya merasa perlu menyampaikan semua data itu untuk menunjukkan Pemprov DKI serius untuk memotong mata rantai penularan. Caranya, adalah dengan cara melakukan aktivitas testing, yang ketemu positif ditelusuri siapa saja yang berinteraksi.

"Kemudian dari situ kalau mereka ternyata positif, mereka bisa melakukan langkah untuk isolasi atau bila orangnya berisiko karena punya komorbid maka dia bisa langsung dilakukan langkah-langkah medis," ucap Anies bersama Wagub DKI Ahmah Riza Patria dalam konferensi pers virtual di Balai Kota DKI, Sabtu (9/1).

Dengan gambaran jumlah tes usap seperti itu, Anies ingin menunjukkan data kasus Covid-19 aktif. Dia menuturkan, saat ini, kasus aktif di Ibu Kota tertinggi selama sembilan bulan lebih pandemi Covid-19 terjadi. "Angka 17.382 ini adalah angka tertinggi yang pernah kita miliki," ujar Anies.

Dia pun melempar pertanyaan apa itu kasus aktif? Anies menjelaskan, kasus aktif adalah jumlah orang yang sudah dites dan hasilnya positif, belum dinyatakan sembuh, baik yang dirawat di fasilitas kesehatan maupun yang menjalani isolasi mandiri.

"Saya ingin garis bawahi, kemudian tingkat kematian di Jakarta adalah 1,7 persen. Mengapa tingkat kematian bisa rendah? kalau secara nasional, kita 2,9 persen, karena aktivitas testing yang tinggi membuat kita bisa mendeteksi kasus awal, sehingga bisa dilakukan tindakan lebih awal, sehingga bisa menghindari potensi penurunan kondisi dari mereka yang terpapar positif Covid-19," kata Anies.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement