Sabtu 09 Jan 2021 09:42 WIB

Wafatnya 3 Putri Ibnu Hajar Al-Asqalani Akibat Wabah Virus

Ibnu Hajar kehilangan ketiga putrinya akibat wabah virus Abad Pertengahan

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Ibnu Hajar kehilangan ketiga putrinya akibat wabah virus Abad Pertengahan Ilustrasi Padang Pasir
Foto: Pixabay
Ibnu Hajar kehilangan ketiga putrinya akibat wabah virus Abad Pertengahan Ilustrasi Padang Pasir

REPUBLIKA.CO.ID,  Dalam manuskrip klasik berbahasa Arab yang berjudul “Badzlu al Maun Fi Fadhli al Thaun” karya ulama terkemuka Abad Pertengahan, al-Hafiz Ibn Hajar al-Asqalani (1372-1449 M),  Ahmad Isham Abdul Qadir al-Katib sebagai muhaqqiq memberikan kata pengantar, sehingga para pembaca mendapatkan konteks dari isi kitab karangan al-Asqalani tersebut.

Dalam pengantarnya, Ahmad Isham menjelaskan tentang latar belakang yang pernah menimpa kehidupan al-Asqalani, di mana ketiga putrinya wafat karena diakibatkan thaun atau wabah. Kedua putri al-Asqalani, Fatimah dan Aliyah dijelaskan wafat pada 819 Hijriah atau sekitar 1416 M. Setelah itu, putrinya yang bernama Zaidatun juga wafat dalam keadaan hamil pada 833 Hijriyah.

Baca Juga

Dalam kitab ini memang didiskusikan apakah al-Asqalani mengarang kitabnya ini karena dipengaruhi wafatnya ketiga putrinya tersebut atau tidak. Sangat mungkin musibah tersebut menjadi salah satu alasan al-Asqalani untuk mengarang kitab ini.

Selain itu, al-Asqalani dalam manuskrip ini juga membahas tentang definisi penyakit penular.  Di dalam berbagai literatur Islam yang disebut penyakit menular itu memang  ada dua istilah yaitu thaun dan waba’. Namun, yang menarik dalam kitab Badzlu al Maun ini, al-Asqalani membedakan pengertian keduanya.

“Apa bedanya thaun dengan waba’, jadi thaun itu lebih khusus ketimbang waba’. Jadi waba’ itu lebih umum, kalau thaun itu lebih spesifik seperti covid-19. Semuanya itu disebut waba’ dalam bahasa Arab. Intinya setiap thaun itu bawa’, tidak setiap waba’ itu thaun,” kata guru besar Filologi Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Omaf Fathurrahman.

Jadi, berdasarkan definisi yang diberikan al-Asqalani dalam manuskrip tersebut, menurut dia, belum tentu yang disebut thaun ini sama halnya dengan Covid-19 yang ada sekaarnag. “Tetapi secara umum, yang disebut at-thaun itu salah satu jenis penyakit yang menular yang sampai menimbulkan pandemik,” ujar Kang Oman.

Dalam manuskrip kuno ini, menurut Kang Oman, Al-Asqalani mendefinisikan thaun sebagai satu jenis penyakit yang bisa menimpa kebanyakan manusia, tidak pendang bulu, tidak bandang gender, dan bisa menular dengan berbagai cara.

“Katanya, memang ini agak berbeda dengan banyak penyakit-penyakit yang lain yang biasa sepeti sakit kepala, jantung, sakit perut, yang tidak menular,” ucapnya.  

 

 

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement