Sabtu 09 Jan 2021 05:16 WIB

Menyambung Pahala Penghuni Barzakh

Banyak hadis menyebutkan, Rasulullah SAW mendoakan manusia yang telah jadi jenazah

Warga menaburkan bunga seusai berdoa saat ziarah di kuburan masal Tsunami, Desa Ulee Lheue, Banda Aceh, Aceh, Sabtu (26/12/2020). Peringatan 16 tahun bencana gempa dan tsunami di tengah pandemi COVID-19 itu tetap berlangsung secara sederhana melalui kegiatan ziarah kubur, tausyiah dan menyantuni yatim dengan menerapkan protokol kesehatan.
Foto: ANTARA/Ampelsa
Warga menaburkan bunga seusai berdoa saat ziarah di kuburan masal Tsunami, Desa Ulee Lheue, Banda Aceh, Aceh, Sabtu (26/12/2020). Peringatan 16 tahun bencana gempa dan tsunami di tengah pandemi COVID-19 itu tetap berlangsung secara sederhana melalui kegiatan ziarah kubur, tausyiah dan menyantuni yatim dengan menerapkan protokol kesehatan.

REPUBLIKA.CO.ID, Wafatnya manusia menyebabkan dia terputus dengan dunia. Meski demikian, para ulama menjelaskan, amal manusia yang masih hidup bisa sampai kepada mereka yang berada di alam barzakh. 

Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam kitabnya, Roh, menjelaskan, mazhab al-Imam Ahmad, sebagian pengikut mazhab Abu Hanifah, dan jumhur Salaf berpendapat bahwa ibadah fisik seperti shalat, puasa, membaca Alquran, dan berzikir bisa sampai kepada roh. 

Seseorang yang melakukan kebaikan berupa shalat atau sedekah atau lainnya, lalu membagi separuhnya untuk ayah dan ibunya, kebaikannya akan sampai kepada mereka. Sementara itu, bagi mazhab Syafi’i dan Malik, hal tersebut tidak sampai kepada orang yang meninggal. 

Dalil tentang manfaat yang bisa diambil orang yang sudah meninggal karena sebab tertentu semasa ia masih hidup sampai kepada orang meninggal adalah riwayat Muslim. Hadis yang disampaikan dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Apabila anak Adam mati maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakan dia.” 

Tidak hanya itu, di dalam Sunan Ibnu Majah dan hadis Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya di antara amal dan kebaikan-kebaikan yang sampai kepada orang mukmin setelah dia meninggal dunia hanyalah ilmu yang pernah dia ajarkan dan sebarkan atau anak saleh yang ditinggalkan atau mushaf yang diwariskan atau masjid yang dibangun atau rumah yang dibangun untuk Ibnu Sabil atau sungai yang dia gali atau sedekah yang dikeluarkan dari hartanya untuk kesehatannya dan hidupnya. Semua sampai kepadanya setelah dia meninggal dunia." 

Doa

Menurut Imam Ibnu Qayyim, banyak hadis menyebutkan, Rasulullah SAW menshalati dan mendoakan manusia yang telah menjadi jenazah. Rasulullah SAW pun mendoakannya setelah mayat itu dikuburkan. Selepas penguburan, Rasulullah akan berdiri di sisinya seraya bersabda, “Hendaklah kalian memohonkan ampunan bagi saudara kalian dan mohonkanlah keteguhan hati baginya karena sekarang dia sedang ditanya.”

Begitu pula doa mereka yang meziarahi kubur. Rasulullah SAW mengajarkan kepada manusia untuk melafazkan doa. “Kesejahteraan atas kalian wahai para penghuni kubur dari orang-orang mukmin dan Muslim. Sesungguhnya kami, insya Allah, akan bersua kalian. Kami memohon afiat kepada Allah bagi kami dan kamu sekalian.” 

Sedekah

Pahala sedekah juga bisa sampai kepada roh seseorang. Di dalam Sahih al-Bukhari disebutkan, dari Abdullah bin Abbas RA, ibu Sa’ad bin Ubadah meninggal dunia. Sementara itu, Sa’ad ketika itu tak ada di sampingnya. Sa’ad pun menemui Rasulullah SAW dan berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku meninggal dan aku tidak berada di dekatnya saat itu. Maka apakah dia mendapatkan manfaat sekiranya aku mengeluarkan sedekah atas nama dirinya?” Beliau menjawab, “Ya.” Sa’ad pun berkata, “Aku memberikan kesaksian kepada engkau bahwa hasil kebunku menjadi sedekah atas dirinya.” 

Di dalam hadis Muslim yang bersumber dari Abu Hurairah RA dikatakan, ada seorang lelaki menemui Rasulullah SAW seraya berkata, “Sesungguhnya ayahku meninggal dunia dan dia meninggalkan sejumlah harta, tetapi tidak sempat berwasiat. Maka apakah cukup berguna baginya jika aku mengeluarkan sedekah atas nama dirinya?” Beliau menjawab, “Ya.” 

Puasa

Pahala puasa untuk orang meninggal disebutkan dalam ash-Shahihain dari Ibnu Abbas RA. Dia berkata, “Ada seorang lelaki menemui Rasulullah SAW seraya berkata, “Wahai Rasulullah, ibuku meninggal dan dia mempunyai tanggungan puasa satu bulan. Apakah aku harus meng-qadha atas namanya? Beliau menjawab, “Ya, karena agama Allah lebih layak untuk diqadha.” 

Qadha puasa juga bisa dilakukan untuk seseorang yang bernazar tetapi tidak kesampaian menunaikan nazar puasanya. Di dalam as-Sunan dan Musnad Ahmad, dari Ibnu Abbas RA disebutkan, seorang wanita naik perahu dan dia bernazar jika Allah menyelamatkannya maka dia akan berpuasa sebulan. Allah pun menyelamatkannya. Namun, sebelum dia sempat berpuasa, perempuan itu meninggal dunia. Putri dan saudarinya pun menemui Rasulullah SAW. Beliau lantas menyuruhnya untuk berpuasa atas nama wanita itu. 

Haji

Dalam Sahih al-Bukhari, dari Ibnu Abbas RA, menjelaskan tentang pahala berhaji bagi orang yang sudah wafat. Ada seorang wanita dari Juhainah yang menemui Nabi SAW seraya berkata, “Ibuku pernah bernazar untuk menunaikan haji, tetapi  dia belum sempat menunaikannya hingga dia meninggal. Apakah aku harus menunaikan haji atas nama dirinya?” Beliau bersabda, “Tunaikanlah haji atas nama dirinya. Apa menurut pendapatmu sekiranya ibumu masih mempunyai utang, apakah engkau akan melunasinya? Penuhilah kalian terhadap Allah karena Allah lebih berhak untuk dipenuhi.”

Begitu juga dengan hadis yang diriwayatkan an-Nasa’i dari Ibnu Abbas RA. Istri Sinan bin Salamah al-Juhanny bertanya kepada Rasulullah SAW bahwa ibunya meninggal dan dia belum sempat menunaikan haji. Apakah ibunya mendapatkan pahalanya jika dia menunaikan haji atas nama dirinya? Beliau SAW menjawab, “Ya. Sekiranya ibumu memiliki utang lalu engkau melunasinya atas nama dirinya, bukankah yang demikian itu juga mendatangkan pahala baginya?”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement