Jumat 08 Jan 2021 23:38 WIB

Tanda Iman Seorang Mukmin, Mengapa Sabar Paling Utama? 

Terdapat tanda-tanda orang yang beriman antara lain sabar

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Terdapat tanda-tanda orang yang beriman antara lain sabar. Ilustrasi mukmin sabar
Foto: Republika/Wihdan
Terdapat tanda-tanda orang yang beriman antara lain sabar. Ilustrasi mukmin sabar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Salah satu tanda-tanda mukmin sejati adalah selalu sabar ketika menghadapi musibah, termasuk menghadapi musibah Covid-19. Seorang mukmin sejati akan selalu menerima semua yang ditetapkan oleh Allah SWT.

Dalam kitabnya yang berjudul “Nashaihul ‘Ibad," Syekh Nawawi Al-Bantani telah menjelaskan tanda-tanda seorang mukmin sejati. Dia menceritakan, pada suatu hari Nabi SAW menemui sahabatnya lalu bertanya: 

Baca Juga

كَيْفَ اَصبَحْتُمْ ؟ قَالُوْا : اَصْبَحْنَا مُؤْمِنِيْنَ بِاللهِ فَقَالَ : وَمَا عَلَامَةُ إِيْمَانِكُمْ ؟ قَالُوْا : نَصْبِرُ عَلَى الْبَلَاءِ وَنَشْكُرُ عَلَى الرَّخَاءِ وَتَرْضَى بِالْقَضَاءِ. فَقَالَ عَلَيْهِ السَّلَامُ : اَنْتُمُ الْمُؤْ مِنُوْنَ حَقًّا وَرَبِّ الْكَعْبَةِ

“Bagaimana keadaan kalian ketika memasuki pagi hari? Mereka menjawab: ‘Kami berada dalam keadaan beriman kepada Allah’. Beliau bertanya lagi: Apakah tanda-tanda keimanan kalian?”

 

Mereka menjawab:

Pertama, kami bersabar terhadap musibah atau cobaan yang datang dari Allah SWT.

Kedua, kami bersyukur atas nikmat kelapangan

Ketiga, kami menerima semua ketatapan Allah

Rasulullah SAW kemudian bersabda, “Kalau begitu kalian benar-benar orang mukmin, demi Tuhan pemilik Ka’bah.”

Syekh Nawawi Al-Bantani kemudian menjelaskan tentang sabar sebagai tanda keimanan yang pertama. Menurut dia, sebagian ahli makrifat berkata bahwa sabar itu ada tingkatan:

Pertama, sabar dengan tidak mengeluhkan apapun yang dialami. Sabar yang demikian adalah sabar tingkat tabi’in.

Kedua, sabar dengan menerima segala yang ditetapkan Allah SWT. Sabar yang demikian adalah sabar tingkatan orang-orang zuhud.

Ketiga, sabar dalam pengertian menghadapi semua musibah dengan senang hati. Sabar yang demikian adalah sabar tingkatan pada shiddiqin. Dalam penjelasannya ini, Syekh Nawawi juga mengutip sebuh hadits. Rasulullah SAW bersabda: 

اُعْبُدِ اللهَ عَلَى الرِّضَا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَفِى الصَّبْرِ عَلَى مَا تَكْرَهُ خَيْرٌ كَثِيْرٌ “Sembahlah Allah dengan senang hati . Jika kamu tidak mampu, maka hal terbaik bagimu adalah bersikap sabar menghadapi nasib yang tidak kamu sukai.”

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement